digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Ester Kurnianti
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini mengeksplorasi preferensi konsumen terhadap produk camilan berbasis nabati (plant-based), dengan fokus khusus pada Tahu Benjo, merek lokal yang beroperasi di Solo, Indonesia. Sejak tahun 2021, Tahu Benjo mengalami penurunan penjualan yang konsisten, yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara produk yang ditawarkan dengan perubahan preferensi konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan keberlanjutan. Sebagai respons, penelitian ini menggunakan metode choice-based conjoint (CBC) untuk mengidentifikasi kombinasi atribut produk yang paling disukai konsumen guna mendukung inovasi produk strategis, meningkatkan kinerja penjualan, dan memperkuat relevansi merek di segmen camilan berbasis nabati yang semakin kompetitif. Sebanyak 191 responden yang valid dianalisis untuk mengevaluasi trade-off konsumen terhadap lima atribut utama: bahan dasar, rasa, metode pengolahan, kemasan, dan harga. Hasil analisis menunjukkan bahwa profil produk yang paling disukai menggabungkan bahan dasar tahu dan jamur, rasa gurih, metode pengolahan digoreng, kemasan ramah lingkungan, dan kisaran harga Rp 10.000–15.000. Kombinasi ini memperoleh skor utilitas tertinggi sebesar 1,01, mencerminkan daya tarik konsumen yang kuat. Namun demikian, studi ini juga menemukan bahwa varian lain yang sedikit kurang disukai, yaitu pada kisaran harga Rp 16.000–20.000 dengan skor utilitas 0,81, justru menawarkan keseimbangan yang lebih baik antara preferensi konsumen dan keberlanjutan bisnis karena margin keuntungan yang lebih sehat dan sensitivitas harga yang lebih rendah. Berdasarkan temuan tersebut, tiga solusi strategis diusulkan: (1) mengembangkan produk baru berdasarkan profil yang memiliki skor utilitas dan margin tinggi (T3, J3, M2); (2) menyederhanakan portofolio produk dengan mengeliminasi SKU yang kurang berkinerja; dan (3) menyelaraskan strategi harga dan promosi dengan sensitivitas harga konsumen. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor makanan dan minuman, dengan menawarkan kerangka kerja berbasis data untuk mendukung pengembangan produk dan pengambilan keputusan strategis. Selain itu, studi ini turut berkontribusi dalam pengembangan literatur mengenai perilaku konsumen plant-based di pasar negara berkembang dan menegaskan penggunaan conjoint analysis sebagai alat metodologis yang relevan dalam inovasi pasar F&B lokal.