digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengkaji pengaruh efek basin terhadap respons permukaan tanah melalui pemodelan 1-D, 2-D, dan 3-D serta merumuskan faktor skala (scaling factor) untuk mengonversi hasil 1-D agar merepresentasikan kondisi 2-D/3-D. Pemodelan 1-D dilakukan di DEEPSOIL (pendekatan nonlinier time-domain; model GQ/H Non-Masing) sebagai baseline, sementara pemodelan 2-D/3-D dilakukan di PLAXIS dengan domain cekungan sedimen berbentuk segi enam tidak beraturan yang memiliki dua bidang simetri. Variasi geometri meliputi rasio kedalaman terhadap lebar D/W=0.05–0.10, kemiringan lereng 45°, serta lebar arah-x 500–1000 m. Input gempa adalah Loma Prieta dan Miyagi Oki yang diskalakan ke PGA=0.2 g. Titik tinjauan berada pada rasio X/W=0; 0.0625; 0.125; 0.25; 0.50 dan potongan arah-y di y=100, 250, 400 m. Temuan utama: (i) puncak faktor skala konsisten terjadi pada zona transisi dekat tepi cekungan (X/W?0.06); model 2-D mencapai maksimum ?1.25 dan menurun mendekati ~0.95 di tengah cekungan (X/W=0.50), (ii) model 3-D menunjukkan amplifikasi lebih tinggi untuk skenario Loma Prieta (?1.46–1.69) namun lebih moderat untuk Miyagi Oki (?1.08–1.24, bahkan bisa <1 di tengah), (iii) kecocokan frekuensi dominan input terhadap frekuensi alami tanah (fn?0.73 Hz dari Vs,avg?145 m/s; H=50 m) menjadi pengendali utama besarnya faktor skala, (iv) penggunaan free-field boundary memungkinkan pengurangan lebar domain arah-y tanpa mengorbankan akurasi PSA. Hasil ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan geometri cekungan dan kesesuaian frekuensi input dalam penentuan faktor skala untuk desain seismik berbasis respons lokaPenelitian ini mengkaji pengaruh efek basin terhadap respons permukaan tanah melalui pemodelan 1-D, 2-D, dan 3-D serta merumuskan faktor skala (scaling factor) untuk mengonversi hasil 1-D agar merepresentasikan kondisi 2-D/3-D. Pemodelan 1-D dilakukan di DEEPSOIL (pendekatan nonlinier time-domain; model GQ/H Non-Masing) sebagai baseline, sementara pemodelan 2-D/3-D dilakukan di PLAXIS dengan domain cekungan sedimen berbentuk segi enam tidak beraturan yang memiliki dua bidang simetri. Variasi geometri meliputi rasio kedalaman terhadap lebar D/W=0.05–0.10, kemiringan lereng 45°, serta lebar arah-x 500–1000 m. Input gempa adalah Loma Prieta dan Miyagi Oki yang diskalakan ke PGA=0.2 g. Titik tinjauan berada pada rasio X/W=0; 0.0625; 0.125; 0.25; 0.50 dan potongan arah-y di y=100, 250, 400 m. Temuan utama: (i) puncak faktor skala konsisten terjadi pada zona transisi dekat tepi cekungan (X/W?0.06); model 2-D mencapai maksimum ?1.25 dan menurun mendekati ~0.95 di tengah cekungan (X/W=0.50), (ii) model 3-D menunjukkan amplifikasi lebih tinggi untuk skenario Loma Prieta (?1.46–1.69) namun lebih moderat untuk Miyagi Oki (?1.08–1.24, bahkan bisa <1 di tengah), (iii) kecocokan frekuensi dominan input terhadap frekuensi alami tanah (fn?0.73 Hz dari Vs,avg?145 m/s; H=50 m) menjadi pengendali utama besarnya faktor skala, (iv) penggunaan free-field boundary memungkinkan pengurangan lebar domain arah-y tanpa mengorbankan akurasi PSA. Hasil ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan geometri cekungan dan kesesuaian frekuensi input dalam penentuan faktor skala untuk desain seismik berbasis respons lokasi. si. Kata kunci: efek basin, faktor skala, respons permukaan tanah, DEEPSOIL, PLAXIS 2D/3D.