digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nanopartikel perak (AgNP) umum digunakan sebagai elektrokatalis dalam elektroliser CO2 karena memiliki selektivitas tinggi terhadap produksi karbon monoksida. Namun, strategi pemulihan dan penggunaan kembali pasca-operasi masih kurang berkembang, sehingga menyebabkan hilangnya sumber daya dan meningkatnya biaya. Penelitian ini menyelidiki kelayakan pelarutan elektrokimia untuk memulihkan perak dari gas diffusion layer (GDL) yang dilapisi AgNP. AgNP disemprotkan pada GDL Freudenberg H23C8 dan digunakan sebagai elektroda kerja. Cyclic voltammetry pertama kali dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku oksidasi perak, yang menunjukkan puncak anodik pada sekitar 0,53 V dan 0,94 V vs Ag/AgCl, konsisten dengan transisi yang diprediksi oleh diagram Pourbaix perak. Berdasarkan temuan ini, chronoamperometry dilakukan pada 0,55 V dalam larutan 0,25 M KNO3 selama 3 jam. Analisis berbasis muatan memperkirakan sekitar 0,113 mg perak larut. Analisis gravimetri menunjukkan total kehilangan massa sebesar 0,7 mg, yang mengindikasikan perak hanya menyumbang sekitar 16% dari material yang hilang. Rendahnya tingkat pemulihan ini kemungkinan disebabkan oleh pasivasi, pelarutan yang tidak sempurna, dan lepasnya komponen non-perak. Selain itu, ketiadaan data yang tepat mengenai jumlah awal perak, seperti hasil XRF, membatasi akurasi estimasi pemulihan. Penelitian ini menjadi landasan bagi metode pemulihan perak berenergi rendah dan mendukung penelitian lebih lanjut terkait regenerasi katalis pada sistem elektroliser CO2