Abstrak - Muhammad Arya Rizqi Samiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Nyamuk telah menjadi vektor primer dari berbagai penyakit dengan angka kematian global melebihi 700.000 jiwa per-tahun. Di Indonesia, kasus demam berdarah dengue (DBD) menunjukkan tren peningkatan yang fluktuatif, menimbulkan tantangan serius dalam pengendalian vektor nyamuk. Penelitian ini bertujuan membandingkan efikasi dari tiga obat nyamuk elektrik tipe-mat komersil (HIT® (Dimefluthrin 4,2 mg/mat), BAYGON® (D-allethrin 40 mg/mat dan Transfluthrin 3 mg/mat), serta VAPE® (Dimefluthrin 4,1 mg/mat) terhadap tujuh strain Aedes aegypti dan satu strain Culex quinquefasciatus serta mengevaluasi status resistensi strain uji terhadap kandungan senyawa aktif masing-masing produk. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode uji efikasi WHO (2009) dalam Peet-Grady Chamber (PG-Chamber) dengan pengamatan nilai Knockdown Time (KT50 dan KT90) dan mortalitas. Semua nilai Knockdown Time dan tingkat mortalitas dibandingkan dengan strain Aedes aegypti kontrol laboratorium yang telah diketahui rentan. Hasil menunjukkan adanya variasi signifikan antara strain terhadap ketiga produk dengan strain Buah Batu dan Bojongsoang menunjukkan nilai KT50 dan KT90 sangat tinggi terutama pada obat nyamuk HIT® (Dimefluthrin 4,2 mg/mat) (960,95/3034,57 menit dan 674,15/2117,04 menit). Mortalitas Culex quinquefasciatus secara konsisten lebih rendah dibandingkan Aedes aegypti, menunjukkan toleransi spesies terhadap insektisida volatil. Resistensi yang sangat tinggi ditunjukkan pada dua strain Aedes aegypti, yaitu strain Buah Batu (RR50 = 1.259,55x) dan Bojongsoang (RR50 = 883,9x). Penelitian ini merupakan salah satu studi pertama yang secara sistematis membandingkan efikasi dari tiga produk obat nyamuk elektrik tipe-mat terhadap beberapa strain lapangan di Indonesia, serta mendokumentasikan resistensi yang sangat tinggi terhadap formulasi insektisida volatil berbasis piretroid. Resistensi yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh paparan insektisida piretroid dari beberapa sumber produk dan penggunaan yang intensif sehingga diperlukan pemantauan secara berkala, diperlukan pula rotasi insektisida, serta edukasi penggunaan yang bijak sebagai bagian dari strategi pengendalian hama terpadu (PHT).
Perpustakaan Digital ITB