Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Selatan dirancang sebagai salah satu solusi untuk mengurangi beban lalu lintas koridor timur Jakarta dan meningkatkan konektivitas wilayah antara DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Namun, pembangunan proyek ini mengalami keterlambatan akibat hambatan pengadaan lahan yang berdampak terhadap jadwal konstruksi dan waktu operasional. Keterlambatan tersebut menimbulkan konsekuensi serius terhadap proyeksi volume lalu lintas, pendapatan tol, dan kelayakan finansial proyek. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak keterlambatan tersebut terhadap performa lalu lintas dan potensi pendapatan, serta mengembangkan skenario operasional yang optimal untuk mendukung pengambilan keputusan investasi.
Metode penelitian dilakukan melalui pemodelan lalu lintas makro menggunakan pendekatan four-step model pada perangkat lunak PTV Visum, dengan input berupa data sekunder dari studi kelayakan PT Jasa Marga Japek Selatan, data ekonomi regional dari BPS, serta parameter teknis dan keuangan proyek. Berbagai skenario operasional dianalisis, termasuk skenario penuh (seluruh seksi beroperasi) dan skenario bertahap (operasi sebagian seksi dan simpang susun), untuk membandingkan proyeksi volume lalu lintas, pendapatan harian, dan rasio revenue/cost pada masing-masing alternatif.
Penelitian ini memberikan rekomendasi strategis, antara lain perlunya percepatan pembangunan secara selektif, evaluasi kelayakan finansial tiap tahap operasional, dan penerapan mitigasi risiko untuk menghadapi ketidakpastian proyek. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah, badan usaha jalan tol (BUJT), dan pemangku kepentingan lainnya dalam merancang strategi pengembangan infrastruktur jalan tol yang lebih adaptif, efisien, dan berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis berbagai skenario operasional jalan tol, baik skenario penuh maupun bertahap (sebagian seksi dan simpang susun beroperasi). Hasil simulasi menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada volume lalu lintas, pendapatan tol harian, dan rasio pendapatan terhadap biaya di setiap skenario. Skenario bertahap dinilai dapat menjadi solusi sementara yang lebih realistis, terutama saat pengadaan lahan terbatas, meski efisiensinya tidak setinggi skenario penuh.
Berdasarkan analisis ini, penelitian merekomendasikan beberapa strategi kunci. Ini termasuk mempercepat pembangunan seksi-seksi prioritas yang berpotensi menyumbang pendapatan besar, mengevaluasi kelayakan finansial setiap tahap operasional, dan menerapkan strategi mitigasi risiko untuk menghadapi kendala proyek seperti keterlambatan lahan dan fluktuasi ekonomi.
Kajian ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), investor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merancang strategi pembangunan dan pengelolaan jalan tol yang lebih adaptif, efisien, dan berkelanjutan.
Selain itu, penelitian ini menekankan pentingnya mengintegrasikan perencanaan teknis dengan pendekatan ekonomi dalam pengembangan jalan tol. Pendekatan berbasis skenario memungkinkan pengambilan keputusan untuk mengantisipasi hambatan dan menyesuaikan prioritas pembangunan berdasarkan simulasi lalu lintas dan proyeksi pendapatan. Hasil kajian ini juga dapat menjadi dasar perumusan kebijakan publik yang lebih responsif terhadap tantangan pembangunan, termasuk regulasi pendukung dan insentif untuk proyek strategis nasional.
Dengan demikian, analisis ini tidak hanya meningkatkan pemahaman teknis operasional jalan tol, tetapi juga memperkuat landasan strategis sinergi antara pemerintah dan swasta untuk mewujudkan infrastruktur transportasi yang mendukung mobilitas, logistik, dan pertumbuhan ekonomi. Ke depan, pengembangan jalan tol diharapkan semakin menggunakan pendekatan berbasis data dan model prediktif agar perencanaan dan implementasi proyek lebih efisien, adaptif, dan tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat dan tujuan pembangunan nasional.
Lebih lanjut, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk merancang model bisnis jalan tol yang lebih fleksibel, termasuk skema pendanaan alternatif dan kerja sama investasi berdasarkan analisis lalu lintas. Dengan menekankan integrasi antara kelayakan teknis, prediksi permintaan, dan realitas implementasi lapangan, penelitian ini menegaskan urgensi sistem perencanaan infrastruktur yang holistik dan berbasis bukti. Ini sejalan dengan tujuan pembangunan nasional jangka panjang untuk menciptakan konektivitas antarwilayah yang efektif, mengurangi kesenjangan, dan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB