Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi pneumonia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia terdapat 278.261 balita yang terkena pneumonia pada tahun 2021. Selain itu, terdapat limitasi pengobatan infeksi K. pneumoniae dikarenakan adanya laporan terhadap varian yang resisten berbagai antibiotik beta-laktam dan turunannya karbapenem, sehingga dibutuhkan penemuan kandidat obat baru yang dapat melawan infeksi dengan mode of action yang berbeda. Salah satu kandidat target yang dikembangkan adalah dengan menginhibisi enzim Serin Asetil Transferase (SAT) yang bertanggung jawab dalam membentuk asam amino sistein yang berperan penting dalam metabolisme bakteri. Langkah ini kemudian dipadukan dengan pendekatan Artificial Intelligence (AI) Driven Bioinformatics yang dapat mempermudah dan mempercepat penemuan kandidat obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kandidat obat antibakteri K. pneumoniae dengan pendekatan AI-Driven Bioinformatics. Metode riset yang dilakukan adalah dengan studi in-silico dan in-vitro yang meliputi identifikasi target protein esensial, konfirmasi struktur protein, pengumpulan molekul senyawa dari referensi Markherb dan Pubchem, prediksi farmakokinetik absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicity (ADMET), molecular docking, analisis structure activity relationship (SAR), Molecular Dynamics Simulation, dan kalkulasi energi bebas antara ligan dan target. Kandidat obat terbaik yang didapatkan dilanjutkan uji in-vitro di Biosafety Lab 2 melalui uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC) dengan kontrol positif Ciprofloxacin 5 ug/ml, kontrol pelarut DMSO 1%, serta kontrol negatif tanpa pemberian inhibitor. Hasil analisis menghasilkan tiga kandidat obat antibakteri K. pneumoniae senyawa Niazirin dari daun kelor (Moringa oleifera), Eupatorin dari daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus), dan Liquiritigenin dari kulit akar manis (Glycyrrhiza glabra). Pengujian MIC dan MBC menunjukan inhibisi dan bakterisidal pada konsentrasi 1000 ppm senyawa Eupatorin dan Liquiritigenin dimana persentasi konsentrasinya masih terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan obat lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini telah berhasil dikembangkan kandidat obat baru K. pneumoniae yang menginhibisi enzim SAT. Namun, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi inhibisi dan bakterisidal dari kandidat obat tersebut.
Perpustakaan Digital ITB