digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari dua pulau utama dengan karakteristik ekonomi yang kontras. Pulau Sumbawa khususnya Kabupaten Sumbawa Barat, sangat bergantung pada sektor pertambangan yang menyumbang lebih dari 80% terhadap PDRB, sedangkan Pulau Lombok memiliki struktur ekonomi yang lebih terdiversifikasi dengan dominasi sektor perdagangan, jasa, konstruksi, dan industri pengolahan. Kondisi ini menunjukan adanya ketimpangan pembangunan yang belum diimbangi strategi transformasi berkelanjutan. Penelitian ini membandingkan peran sektor pertambangan dan sektor unggulan berbasis lokasi terhadap pembangunan ekonomi regional melalui analisis LQ, Shift-Share, Input- Output, dan regresi panel spasial. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari nilai indeks williamson mengindikasikan terjadinya ketimpangan yang tinggi di Sumbawa dan lebih rendah di Lombok. Analisis LQ menunjukkan Pulau Sumbawa mengandalkan sektor pertambangan (1,912) dan pertanian (1,093) yang bersifat enclave dengan keterkaitan sektoral yang terbatas. Sedangkan Pulau Lombok unggul di industri pengolahan (1,474), transportasi (1,477), dan jasa modern. Hasil Shift-Share menunjukan bahwa sektor pertambangan di Sumbawa lebih kompetitif (DS = 565,439) namun berdaya limpah terbatas, sementara sektor unggulan di Lombok lebih kompetitif dengan keterkaitan kuat. Analisis Input-Output menunjukan industri pengolahan sebagai sektor kunci. Berdasarkan hasil analisis regresi data panel spasial dari model SAR-FE pada tingkat provinsi, menunjukkan efek limpahan positif (spatial lag = 0,099985) dengan pertambangan sebagai sektor penggerak utama (0,8645), namun estimasi per pulau menunjukan perbedaan struktural yang signifikan, dimana dominasi pada sektor pertambangan di Pulau Sumbawa (1,1233) dan industri pengolahan di Pulau Lombok (0,9518). Efek spasial di tingkat pulau bernilai negatif dan tidak signifikan (Sumbawa –0,0068, Lombok –0,0979). Hasil ini menunjukan masih terbatasnya integrasi spasial sehingga diperlukan hilirisasi sektor unggulan di Sumbawa serta penguatan konektivitas antarwilayah untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif.