Batubara merupakan salah satu sumber energi utama di Indonesia. Berbeda dengan
kebanyakan batubara di Indonesia, batubara dari Formasi Sinamar, Kabupaten
Bungo, Provinsi Jambi menunjukkan kandungan resinit yang melimpah dan dapat
dilihat secara kasat mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi
maseral dan sifat kimia batubara, merekonstruksi lingkungan pengendapannya,
serta menganalisis pengaruh karakteristik batubara terhadap kualitas dan potensi
pemanfaatannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa batubara dari Formasi
Sinamar didominasi oleh maseral liptinit, dengan rata-rata sebesar 52,4% (vol mmf)
dan proporsi tertinggi mencapai 93,1%. Resinit merupakan maseral liptinit yang
paling melimpah, dengan proporsi hingga 89,6%. Rata-rata grup maseral huminit
adalah 34,4 % dan inertinit adalah 13,2%. Secara kimia, sampel yang kaya resinit
ditandai oleh kandungan zat terbang yang sangat tinggi, mencapai 96,33% (dmmf),
nilai kalor tinggi hingga 9411 kkal/kg (mmmf), dan kandungan karbon tertambat
yang rendah, yaitu 5,89% (dmmf). Mineral utama dalam batubara yang
berkontribusi terhadap abu adalah kuarsa dan kaolinit. Rekonstruksi lingkungan
pengendapan menunjukkan bahwa batubara Formasi Sinamar terendapkan dalam
kondisi limnik dan berasal dari tipe gambut ombrotrofik. Selain itu, batubara
dengan konsentrasi resinit yang tinggi menunjukkan nilai Indeks Vegetasi (VI) yang
tinggi, mencerminkan dominasi vegetasi berkayu dan mengindikasikan akumulasi
di lingkungan hutan rawa yang berkembang baik. Penentuan peringkat batubara
berdasarkan parameter kualitas seperti zat terbang, karbon tertambat, dan nilai
kalori tidak selalu dapat merepresentasikan tingkat kematangan batubara secara
akurat, terutama pada batubara yang didominasi resinit. Data sekunder perusahaan
mencatat nilai reflektansi vitrinit sebesar 0,28% Rr, yang mengindikasikan
peringkat lignit menurut standar klasifikasi menurut Stach dkk., 1982.
Perpustakaan Digital ITB