digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani


BAB 2 Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani


BAB 4 Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 5 Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

BAB 6 Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

PUSTAKA Aisyah Salma
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

Batubara merupakan salah satu sumber energi utama di Indonesia. Berbeda dengan kebanyakan batubara di Indonesia, batubara dari Formasi Sinamar, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi menunjukkan kandungan resinit yang melimpah dan dapat dilihat secara kasat mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi maseral dan sifat kimia batubara, merekonstruksi lingkungan pengendapannya, serta menganalisis pengaruh karakteristik batubara terhadap kualitas dan potensi pemanfaatannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa batubara dari Formasi Sinamar didominasi oleh maseral liptinit, dengan rata-rata sebesar 52,4% (vol mmf) dan proporsi tertinggi mencapai 93,1%. Resinit merupakan maseral liptinit yang paling melimpah, dengan proporsi hingga 89,6%. Rata-rata grup maseral huminit adalah 34,4 % dan inertinit adalah 13,2%. Secara kimia, sampel yang kaya resinit ditandai oleh kandungan zat terbang yang sangat tinggi, mencapai 96,33% (dmmf), nilai kalor tinggi hingga 9411 kkal/kg (mmmf), dan kandungan karbon tertambat yang rendah, yaitu 5,89% (dmmf). Mineral utama dalam batubara yang berkontribusi terhadap abu adalah kuarsa dan kaolinit. Rekonstruksi lingkungan pengendapan menunjukkan bahwa batubara Formasi Sinamar terendapkan dalam kondisi limnik dan berasal dari tipe gambut ombrotrofik. Selain itu, batubara dengan konsentrasi resinit yang tinggi menunjukkan nilai Indeks Vegetasi (VI) yang tinggi, mencerminkan dominasi vegetasi berkayu dan mengindikasikan akumulasi di lingkungan hutan rawa yang berkembang baik. Penentuan peringkat batubara berdasarkan parameter kualitas seperti zat terbang, karbon tertambat, dan nilai kalori tidak selalu dapat merepresentasikan tingkat kematangan batubara secara akurat, terutama pada batubara yang didominasi resinit. Data sekunder perusahaan mencatat nilai reflektansi vitrinit sebesar 0,28% Rr, yang mengindikasikan peringkat lignit menurut standar klasifikasi menurut Stach dkk., 1982.