Kertas tisu sebagai produk sanitasi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Namun, penggunaan tisu dari bahan baku pulp kayu secara berlebihan dapat berkontribusi terhadap deforestasi. Alternatif penggunaan pulp kayu dapat disubstitusi oleh bambu sebagai material yang cepat tumbuh dan lebih ramah lingkungan. Meskipun tisu bambu sudah tersedia di pasaran, penggunaannya masih jarang dijumpai, terutama di kota metropolitan seperti Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesadaran lingkungan masyarakat Jakarta, serta pengaruhnya terhadap minat dan keputusan pembelian produk tisu bambu, dengan peran moderator eco-label dan green trust. Penelitian yang bersifat eksploratori korelasional ini dilakukan dengan software SmartPLS dan SPSS. Kuesioner four-point likert scale sebagai data primer dibagikan pada 200 responden berdomisili Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta memiliki kesadaran lingkungan yang cukup tinggi berdasarkan environmental concern, environmental knowledge, serta perceived consumer effectiveness, dan hal tersebut berpengaruh positif terhadap minat dan keputusan pembelian. Eco-label dan green trust tidak berperan signifikan sebagai moderator antara minat dan keputusan pembelian, namun sebagai variabel independen, keduanya berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Uji segmentasi demografi melalui analisis bivariat dan multivariat menunjukkan bahwa konsumen potensial adalah Perempuan, domisili Jakarta Barat, usia 21-30 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta, lulusan S1, dan berpenghasilan dibawah UMP. Berdasarkan segmentasi psikografis melalui analisis k-means cluster, dominasi responden termasuk dalam kelompok sprout dan true blues. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha tisu bambu dan produk ramah lingkungan lainnya dalam memahami perilaku konsumen serta merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Perpustakaan Digital ITB