Ketergerusan batubara, yang ditentukan melalui Hardgrove Grindability Index
(HGI), merupakan faktor penting dalam pengolahan dan pemanfaatan batubara di
industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara komposisi
maseral, parameter peringkat, dan nilai HGI pada batubara Formasi Sinamar dari
Kabupaten Bungo dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Sebanyak 19 sampel
dianalisis menggunakan metode proksimat, nilai kalor, petrografi, dan uji HGI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa batubara dari Kabupaten Bungo didominasi
oleh kelompok maseral liptinit, khususnya resinit, dengan kandungan liptinit
berkisar 5,00–83,80% (rerata 58,41%), vitrinit 4,20–88,20%, dan inertinit 2,00–
35,00%. Nilai HGI-nya relatif tinggi, yaitu 39–71 (rerata 50), menunjukkan
ketergerusan yang lebih baik. Sebaliknya, batubara dari Kabupaten Sarolangun
didominasi vitrinit (49,00–85,40%; rerata 66,80%), dengan liptinit lebih rendah
(3,40–17,80%) dan inertinit 9,40–31,80%. Nilai HGI-nya berkisar 22–32,
menunjukkan ketergerusan lebih rendah. Secara statistik, kandungan liptinit
memiliki korelasi paling kuat terhadap HGI pada batubara Kabupaten Bungo (R =
0,8538), diikuti oleh volatile matter (R = 0,8802) dan nilai kalor (R = 0,8719). Pada
batubara Kabupaten Sarolangun, pengaruh seluruh parameter relatif lemah. HGI
terbukti dipengaruhi oleh interaksi multifaktor, meliputi komposisi maseral,
distribusi mineral, tingkat kematangan termal, dan parameter peringkat batubara
secara terpadu.
Perpustakaan Digital ITB