digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketergerusan batubara, yang ditentukan melalui Hardgrove Grindability Index (HGI), merupakan faktor penting dalam pengolahan dan pemanfaatan batubara di industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara komposisi maseral, parameter peringkat, dan nilai HGI pada batubara Formasi Sinamar dari Kabupaten Bungo dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Sebanyak 19 sampel dianalisis menggunakan metode proksimat, nilai kalor, petrografi, dan uji HGI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batubara dari Kabupaten Bungo didominasi oleh kelompok maseral liptinit, khususnya resinit, dengan kandungan liptinit berkisar 5,00–83,80% (rerata 58,41%), vitrinit 4,20–88,20%, dan inertinit 2,00– 35,00%. Nilai HGI-nya relatif tinggi, yaitu 39–71 (rerata 50), menunjukkan ketergerusan yang lebih baik. Sebaliknya, batubara dari Kabupaten Sarolangun didominasi vitrinit (49,00–85,40%; rerata 66,80%), dengan liptinit lebih rendah (3,40–17,80%) dan inertinit 9,40–31,80%. Nilai HGI-nya berkisar 22–32, menunjukkan ketergerusan lebih rendah. Secara statistik, kandungan liptinit memiliki korelasi paling kuat terhadap HGI pada batubara Kabupaten Bungo (R = 0,8538), diikuti oleh volatile matter (R = 0,8802) dan nilai kalor (R = 0,8719). Pada batubara Kabupaten Sarolangun, pengaruh seluruh parameter relatif lemah. HGI terbukti dipengaruhi oleh interaksi multifaktor, meliputi komposisi maseral, distribusi mineral, tingkat kematangan termal, dan parameter peringkat batubara secara terpadu.