ABSTRAK Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Nafi Akbar
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Kabupaten Kuningan tengah menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan
akibat alih fungsi lahan, pertumbuhan kawasan terbangun, dan dominasi
infrastruktur abu-abu yang belum mampu beradaptasi terhadap risiko bencana,
seperti banjir dan kenaikan suhu permukaan. Sebagai respons terhadap kondisi
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi lokasi penerapan
Blue-Green Infrastructure (BGI) melalui pendekatan Multi-Criteria Decision
Making (MCDM) dan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penelitian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk
menentukan bobot preferensi dari 5 kriteria utama dan 17 sub-kriteria, meliputi
aspek fisik, lingkungan, sosial, ekonomi-finansial, dan spasial. Hasil pembobotan
menunjukkan bahwa peningkatan kualitas air, efektivitas penanganan banjir, dan
keterlibatan masyarakat menjadi prioritas utama dalam perencanaan BGI. Analisis
spasial dilakukan terhadap tujuh variabel biofisik dan tata ruang seperti daerah
rawan banjir, curah hujan, kedalaman muka air tanah, kemiringan, jenis tanah, dan
jaringan perairan. Integrasi AHP dan spasial menghasilkan peta zonasi kesesuaian
tiga tipe BGI: constructed wetlands (55,08 km²), detention pond (193,86 km²), dan
retention pond (135,48 km²). Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan
MCDM-SIG efektif untuk mendukung perencanaan BGI yang adaptif dan
berkelanjutan di Kabupaten Kuningan.
Perpustakaan Digital ITB