digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanggarung menghadapi tekanan ekologis akibat alih fungsi lahan, peningkatan kawasan terbangun, dan kerentanan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan. Dalam menghadapi tantangan tersebut, pendekatan infrastruktur hijau dan biru (Infrastruktur HijauBiru/IHB) menjadi strategi alternatif yang adaptif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Analisis Multi-Kriteria Spasial dengan mengintegrasikan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode pengambilan keputusan multi-kriteria (Multi-Criteria Decision Making/MCDM), khususnya Analytical Hierarchy Process (AHP), dalam perencanaan IHB di DAS Cisanggarung. Penelitian menggunakan data sekunder spasial dan statistik dari instansi resmi, serta data primer melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan daerah. Sebanyak 17 sub-kriteria dari lima aspek utama (fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan spasial) berhasil diverifikasi relevansinya melalui FGD dan disusun dalam struktur AHP. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa efektivitas penanganan banjir dan kekeringan, keterlibatan masyarakat, dan daerah rawan banjir adalah kriteria dengan bobot tertinggi. Integrasi antara hasil skoring AHP dan analisis spasial menghasilkan peta zonasi tingkat kesesuaian lokasi untuk tiga jenis infrastruktur IHB: constructed wetland (maksimum skor 5.000), detention basin (maksimum skor 4.609), dan retention basin (maksimum skor 4.6391). Berdasarkan hasil klasifikasi, luas area dengan tingkat kesesuaian sangat tinggi untuk constructed wetland mencapai 10.247,44 ha, detention basin 36.062,51 ha, dan retention basin 25.202,92 ha.Lokasi prioritas dengan skor tertinggi untuk masing-masing IHB juga telah diidentifikasi: constructed wetland seluas 4,42 ha di Desa Windujanten dan Cigadung (Kecamatan Kadugede dan Cigugur, Kabupaten Kuningan); detention basin seluas 1,90 ha di Desa Karangsari (Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon); dan retention basin seluas 6,52 ha di Desa Kananga (Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan).