ABSTRAK Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Muhammad Anas Dzul Afkar Wal A
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanggarung menghadapi tekanan ekologis akibat
alih fungsi lahan, peningkatan kawasan terbangun, dan kerentanan terhadap
bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan. Dalam menghadapi
tantangan tersebut, pendekatan infrastruktur hijau dan biru (Infrastruktur HijauBiru/IHB) menjadi strategi alternatif yang adaptif dan berkelanjutan. Penelitian ini
bertujuan untuk melakukan Analisis Multi-Kriteria Spasial dengan
mengintegrasikan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)
dengan metode pengambilan keputusan multi-kriteria (Multi-Criteria Decision
Making/MCDM), khususnya Analytical Hierarchy Process (AHP), dalam
perencanaan IHB di DAS Cisanggarung. Penelitian menggunakan data sekunder
spasial dan statistik dari instansi resmi, serta data primer melalui Focus Group
Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan daerah. Sebanyak 17 sub-kriteria
dari lima aspek utama (fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan spasial) berhasil
diverifikasi relevansinya melalui FGD dan disusun dalam struktur AHP. Hasil
pembobotan menunjukkan bahwa efektivitas penanganan banjir dan kekeringan,
keterlibatan masyarakat, dan daerah rawan banjir adalah kriteria dengan bobot
tertinggi. Integrasi antara hasil skoring AHP dan analisis spasial menghasilkan peta
zonasi tingkat kesesuaian lokasi untuk tiga jenis infrastruktur IHB: constructed
wetland (maksimum skor 5.000), detention basin (maksimum skor 4.609), dan
retention basin (maksimum skor 4.6391). Berdasarkan hasil klasifikasi, luas area
dengan tingkat kesesuaian sangat tinggi untuk constructed wetland mencapai
10.247,44 ha, detention basin 36.062,51 ha, dan retention basin 25.202,92
ha.Lokasi prioritas dengan skor tertinggi untuk masing-masing IHB juga telah
diidentifikasi: constructed wetland seluas 4,42 ha di Desa Windujanten dan
Cigadung (Kecamatan Kadugede dan Cigugur, Kabupaten Kuningan); detention
basin seluas 1,90 ha di Desa Karangsari (Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon);
dan retention basin seluas 6,52 ha di Desa Kananga (Kecamatan Cimahi, Kabupaten
Kuningan).
Perpustakaan Digital ITB