digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Titan Sulistia
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), merupakan primata endemik Jawa, yang terancam punah. Ancaman yang dihadapi adalah fragmentasi habitat akibat deforestasi dan alih fungsi lahan. Agroforestri Desa Cipaganti di Kabupaten Garut, merupakan habitat kukang jawa di luar kawasan konservasi. Kelangsungan hidup kukang sangat bergantung pada vegetasi di habitatnya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah jelajah (home range) dan membuat model prediksi distribusi kukang Jawa di Desa Cipaganti. Data distribusi diperoleh melalui pengamatan kehadiran dua individu kukang (jantan dan betina) yang telah dipasang radio telemetri. Pemetaan wilayah jelajah dilakukan dengan menggunakan data distribusi yang dianalisis dengan Kernel Density Estimation (KDE) dan Minimum Convex Polygon (MCP). Model prediksi distribusi kukang jawa dibangun dengan Machine Learning algoritma Random Forest berdasarkan faktor lingkungan : vegetasi; curah hujan; elevasi; kecepatan angin; tutupan awan; kabut; dan visibilitas bulan. Penilaian habitat dengan mengidentifikasi komposisi vegetasi dan pengamatan perilaku harian dilakukan untuk memahami penggunaan habitat oleh kukang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kukang jantan memiliki wilayah jelajah lebih luas (8 ha) dibandingkan dengan kukang betina (6 ha) dan keduanya mengalami overlap. Analisis vegetasi menunjukkan bahwa Gigantochloa atter digunakan sebagai lokasi tidur; Calliandra calothyrsus, dan Toona ciliata digunakan sebagai pohon pakan; Melaleuca leucadendra merupakan vegetasi yang digunakan kukang untuk berbagai jenis perilaku harian. Survei vegetasi menunjukkan, keempat spesies tersebut memiliki INP tinggi. Model Random Forest untuk distribusi Kukang mencapai akurasi tinggi (R² = 0,981), faktor elevasi dan curah hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam memprediksi distribusi kukang jawa. Studi ini memberikan wawasan tentang ekologi spasial kukang di Jawa Barat.