digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teluk Pegametan, Bali adalah ekosistem perairan laut yang dikembangkan sebagai kawasan budidaya perikanan laut. Budidaya perikanan di perairan terbuka banyak menggunakan metode open system, contohnya keramba jaring apung. Budidaya ini memiliki efek negatif yaitu isu lingkungan yang akan berpengaruh terhadap keberlanjutan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mencari strategi yang memungkinkan sistem budidaya akuakultur terbuka yang menggunakan keramba jaring apung ini tetap berkelanjutan. Upaya yang dapat ditempuh adalah pembentukan dasar sistem akuakultur yang berkelanjutan yang meliputi penentuan status kualitas dan kelayakan budidaya, status trofik, daya dukung lingkungan, dan strategi ekologis dalam pengembangan budidaya berkelanjutan. Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengambilan data dan analisis parameter kualitas air fisika-kimia-biologi, untuk melihat kualitas perairan alami dan kelayakan budidaya. Parameter yang diukur adalah DO, arus, pH, temperatur, salinitas, turbiditas, konduktivitas, kecerahan, BOD5, COD, klorofil-a, produktivitas primer, TSS, TDS, kandungan organik terlarut, ammonia, nitrat, nitrit, ortofosfat, total fosfor, dan culturable bacteria, pada dua musim berbeda yaitu musim kemarau dan hujan. Pengukuran dan pengambilan sampel air laut telah dilakukan pada musim kemarau tanggal 25, 26, dan 27 Juni 2019, dan musim hujan 8 – 9 Maret 2021 pada 4 lokasi budidaya, yang merepresentasikan kegiatan budidaya di Teluk Pegametan. Melalui kisaran nilai-nilai didapatkan bahwa kualitas perairan Teluk Pegametan dikategorikan cukup baik, berdasarkan penilaian pencemaran indeks kualitas air. Berdasarkan standar baku mutu perairan untuk budidaya, Teluk Pegametan tergolong menuju tidak layak untuk aktivitas budidaya perikanan. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada penentuan status trofik perairan, untuk mengkaji kesuburan perairan dan pemantauan dampak terhadap aktivitas budidaya. Melalui berbagai referensi parameter pengukuran status trofik, dihasilkan tabel standar pengukuran status trofik yang lebih mengintegrasikan faktor-faktor lingkungan yang berhubungan dengan status trofik perairan, yang selama ini belum pernah dilakukan. Tabel pengukuran membantu dalam mengkategorikan nilai ii parameter fisika-kimia-biologi yang telah diperoleh ke dalam rentang kelas-kelas status trofik. Status trofik Teluk Pegametan pada Juni 2019 berada pada rentang mesotrofik, sedangkan pada Maret 2021 adalah eutrofik. Perubahan status trofik mengindikasikan penurunan kualitas perairan, sehingga dilakukan kajian daya dukung lingkungan perairan dan penentuan strategi budidaya dari perspektif keberlanjutan. Melalui pendekatan parameter fosfor, diperoleh nilai daya dukung lingkungan 25,3 ton/tahun pada Juni 2019 dan 5722,3 ton/tahun pada Maret 2021. Penyusunan strategi budidaya dari perspektif keberlanjutan pada Teluk Pegametan, dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Pengambilan data dilakukan pada 19 – 27 Juli 2024 di Desa Sumberkima dan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Denpasar. Hasil penyusunan strategi berdasarkan analisis SWOT menghasilkan 11 strategi yang terdiri dari 3 strategi SO, 1 strategi WO, 3 strategi ST, dan 4 strategi WT. Strategi-strategi prioritas untuk perbaikan kondisi ekologi Teluk Pegametan adalah (1) melakukan optimalisasi produksi berkelanjutan dengan meningkatkan stocking density yang sesuai dengan daya dukung lingkungan, (2) mengadakan workshop budidaya keramba jaring apung berkelanjutan melalui kerjasama instansi praktisi perikanan budidaya, lembaga perikanan berkelanjutan (BAP/ASC), ataupun dinas perikanan budidaya, dan (3) pembentukan SOP budidaya keramba jaring apung berkelanjutan melalui kerjasama berbagai instansi (praktisi perikanan budidaya, akademisi, dinas kelautan dan perikanan). Strategi-strategi tersebut diharapkan dapat membantu menjaga keberlanjutan budidaya di keramba jaring apung Teluk Pegametan.