Permasalahan pada tulang telinga akibat penyakit otosklerosis, menuntut
pengembangan biomaterial yang inovatif dan efektif. Otosklerosis merupakan
gangguan pertumbuhan tulang abnormal pada stapes di telinga tengah yang
menyebabkan gangguan pendengaran konduktif progresif dan sering kali
membutuhkan intervensi rekonstruksi tulang ossikel. Perancah tulang berbasis
kolagen dan hidroksiapatit (HA) banyak digunakan karena biokompatibilitas,
bioaktivitas, dan osteokonduktivitasnya, namun masih memiliki kelemahan pada
aspek perlindungan terhadap infeksi bakteri. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan perancah tulang multifungsi berbasis kolagen dari kulit ikan lele,
hidroksiapatit, dan cerium oxide (CeO?) sebagai agen antibakteri. Kolagen
diekstrak secara kimia dari kulit ikan lele dan dikarakterisasi menggunakan FTIR
(Fourier Transform Infrared Spectroscopy) serta SDS-PAGE (Sodium Dodecyl
Sulfate Polyacrylamide Gel Electrophoresis) untuk memastikan kemurnian dan
struktur triple helix-nya. Perancah tulang dibuat melalui metode freeze dry dengan
variasi komposisi HA dan CeO?, kemudian diuji karakteristik morfologi (SEMEDS),
struktur kimia (FTIR), degradasi, hidrofilisitas (uji sudut kontak air), sifat
mekanik (uji tekan), serta aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan perancah yang dihasilkan memiliki
struktur berpori homogen dengan diameter pori 100–110 ?m, peningkatan sifat
mekanik seiring penambahan HA dan CeO?, serta laju degradasi yang sesuai untuk
aplikasi tulang. Penambahan CeO? secara signifikan meningkatkan aktivitas
antibakteri perancah terhadap kedua bakteri uji tanpa menurunkan
biokompatibilitas. Integrasi ketiga material ini menghasilkan perancah yang tidak
hanya mendukung regenerasi jaringan, tetapi juga memberikan perlindungan
terhadap infeksi dan kerusakan oksidatif, sehingga berpotensi sebagai solusi
inovatif pada aplikasi rekayasa jaringan tulang manusia.
Perpustakaan Digital ITB