digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang ditandai hiperproliferasi dan penebalan keratinosit kulit. Manifestasi klinik yang dapat timbul saat psoriasis antara lain terjadinya kemerahan kulit (inflamasi), kulit kering dan bersisik, serta resiko anemia dan pendarahan. Tujuan terapi psoriasis adalah mengurangi gejala yang terjadi dan menekan terjadinya kekambuhan. Pengobatan psoriasis melalui skema BPJS hanya diberikan pada pasien yang menderita lesi >10%. Oleh karena itu, diperlukan alternatif terapi psoriasis. Babadotan (Ageratum conyzoides) merupakan herba yang bermanfaat untuk kulit. Kebutuhan telur ayam di Indonesia mencapai 395.187 ton per bulan, menyebabkan cangkang telur menjadi limbah yang berlimpah. Cangkang telur secara tradisional dimanfaatkan untuk kebersihan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dalam mengurangi manifestasi klinik pada psoriasis. Penelitian dilakukan dengan memeriksa kualitas bahan uji, pengujian efikasi secara in vivo, pengujian mekanisme kerja secara in vitro dan in silico, uji keamanan bahan uji secara in vivo dan in silico, serta optimasi pembuatan sediaan topikal. Bahan uji cangkang telur dikumpulkan dari limbah industri makanan dari kota Bandung, Jawa Barat dan pengumpulan simplisia daun babadotan dari desa Pancoran, Kab. Bondowoso, Jawa Timur. Penentuan kualitas simplisia daun babadotan dan membran cangkang telur meliputi penentuan kadar air, kadar abu total, kadar abu larut air, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol. Pembuatan ekstrak membran cangkang telur dilakukan menggunakan pelarut etanol 40% pH 12, kemudian dipanaskan pada suhu 70o C selama 2 jam, lalu ditambahkan asam asetat untuk menetralkan pH dan ditambahkan karbon aktif selama 20 menit untuk penghilangan warna. Rendemen ekstrak membran cangkang telur yang dihasilkan sebesar 7,99%. Pembuatan ekstrak etanol 50% babadotan dilakukan secara refluks dan rendemen yang diperoleh sebesar 15,17%. Ekstrak etanol 50% daun babadotan yang dibuat menggunakan metode refluks mengandung antara lain senyawa asam 2-hidroksisinamat, nobiletin, kumarin, prolin, kolin, tangeritin, stearamid, fenilalanin, steariolgliserol dan isoleusin. Ekstrak daun babadotan mengandung total flavonoid sebesar 2,7±0,1% setara dengan kuersetin, dan total fenol sebesar 9,6±0,5% setara dengan asam galat. Analisis hidrolisat membran cangkang telur menunjukkan kandungan asam amino terbanyak adalah asam glutamat, asam aspartat, leusin, serin dan prolin. Berdasarkan data yang diperoleh dari Scanning Electron Microscopy dan FTIR, hidrolisat membran cangkang telur terindikasi mengandung asam hialuronat dan kolagen. Uji efikasi ekstrak babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dilakukan terhadap efek antiinflamasi akut menggunakan induksi karagenan, uji antiinflamasi kronis menggunakan induksi pelet kapas, dan uji anti-psoriasis dengan induksi imiquimod. Hasil pengujian antiinflamasi akut ekstrak etanol daun babadotan menunjukkan ekstrak dosis 22,5, 45 dan 90 mg/kg bb secara signifikan menghambat pembentukan radang dan sebanding dengan natrium diklofenak (p>0,05). Hasil pengujian antiinflamasi akut hidrolisat membran cangkang telur menunjukkan bahwa dosis 9, 22,5, 45 dan 90 mg/kh bb secara signifikan menghambat pembentukan radang dan sebanding dengan natrium diklofenak (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dosis 45 mg/kg bb ekstrak babadotan dan dosis 22,5 mg/kg bb hidrolisat membran cangkang telur dipilih untuk pengujian antiinflamasi kronis dan antipsoriasis. Pengujian antiinflamasi kronis dilakukan dengan menggunakan metode induksi pelet kapas. Hewan uji dibagi menjadi kelompok kontrol, pembanding natirum diklofenak, kelompok hidrolisat membran cangkang telur dosis 22,5 mg/kg bb, kelompok ekstrak etanol daun babadotan dosis 45 mg/kg bb, kombinasi hidrolisat membran cangkang telur dan ekstrak etanol daun babadotan : kombinasi 1 (100%:100%), kombinasi 2 (75%:25%), kombinasi 3 (50%:50%) dan kombinasi 4 (25%:75%). Parameter utama yang diukur adalah hambatan pembentukan granuloma. Hasil menunjukkan semua kelompok uji mempunyai efek antiinflamasi kronis jika dibandingkan kelompok kontrol, dengan hambatan pembentukan granuloma kelompok kombinasi 1 sebesar 61,41%, kombinasi 2 sebesar 26,53%, kombinasi 3 sebesar 34,19% dan kombinasi 4 sebesar 56,53%. Selain itu, dilakukan juga pengamatan profil hematologi. Berdasarkan pengamatan profil hematologi, penggunaan kombinasi dapat meningkatkan jumlah leukosit dan turunannya, menurunkan jumlah eritrosit dan turunannya dan menurunkan jumlah platelet jika dibandingkan penggunaan tunggal. Pengujian pada model hewan psoriasis dilakukan menggunakan induksi 62,5 mg imiquimod secara topikal pada mencit Balb/c jantan. Kelompok pengujian pada uji antipsoriasis mirip dengan uji antiinflamasi kronis, kecuali kelompok pembanding metotreksat. Parameter yang diukur adalah skor keparahan area psoriasis (Psoriatic area severity index, PASI), profil hematologi, jumlah sitokin IL-17A dan IL-22 di kulit punggung dan telinga, indeks organ limpa, histopatologi limpa dan kulit. Hasil menunjukkan hidrolisat membran cangkang telur, ekstrak babadotan, dan kombinasi secara signifikan mampu mencegah terjadinya plak, kemerahan punggung, kemerahan telinga dan menurunkan PASI jika dibandingkan kelompok kontrol. Pemberian daun babadotan, hidrolisat membran cangkang telur serta kombinasinya mampu mengurangi plak, kemerahan kulit punggung dan telinga, skor PASI, jumlah sitokin IL-17A dan IL-22, serta memperbaiki profil hematologi dan histologi limpa dibandingkan kelompok kontrol pada hewan uji yang diinduksi imiquimod. Urutan efek antiinflamasi kronis dan antipsoriasis terbaik dari kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur adalah kombinasi 1, kombinasi 4, kombinasi 3, dan kombinasi 2. Efek antiinflamasi kronis dan dan antipsoriasis kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur bersifat aditif. Uji mekanisme kerja secara in vitro dan in silico dilakukan melalui pendekatan hambatan inflamasi, aktivitas enzim, jalur transduksi sinyal dan pelekatan sitokin. Uji mekanisme kerja antiinflamasi in vitro dilakukan dengan uji hambatan denaturasi protein, aktivitas proteinase dan menstabilkan membran. Aktivitas hambatan denaturasi protein ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur adalah sedang, dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 76,83 dan 93,34 ?g/mL. Aktivitas hambatan proteinase ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur adalah lemah, dengan nilai IC50 136,14 dan 249,45 ?g/mL. Kemampuan ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dalam menstabilkan membran termasuk kategori kuat, dengan nilai IC50 36,35 dan 39,10 ?g/mL pada induksi panas, dan IC50 16,64 dan 27,42 ?g/mL pada induksi hipotonis. Uji hambatan enzim secara in vitro dilakukan terhadap hambatan aktivitas enzim kolagenase dan netrofil elastase. Aktivitas hambatan enzim kolagenase ditunjukkan dengan kemampuan bahan uji menghambat enzim kolagenase menguraikan substrat FALGPA. Ekstrak daun babadotan aktif menghambat aktivitas enzim kolagenase (IC50 60,30±3,02 ?g/mL), sedangkan aktivitas hidrolisat membran cangkang telur sebagai inhibitor kolagenase termasuk rendah (IC50 106,08±6,02 ?g/mL). Aktivitas hambatan enzim netrofil elastase ditunjukkan dengan kemampuan menghambat enzim netrofil elastase menguraikan substrat SucAla3-pNA. Potensi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dalam menghambat netrofil elastase tergolong lemah dengan IC50 114,56±1,07 dan 215,23±13,96 ?g/mL. Prediksi menggunakan komputasi menunjukkan kemampuan senyawa yang dikandung ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dalam menghambat aktivitas enzim chymase di kulit, mempengaruhi jalur transduksi sinyal di protein kinase C dan p38-MAPK, serta mampu berikatan dengan tempat ikatan IL-17A. Aktivitas antioksidan dilakukan melalui peredaman radikal 2,2-Difenil-1-1-pikril hidrasil (DPPH). Ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur mempunyai aktivitas antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 153,63 dan 148,38 ?g/mL. Diduga aktivitas antioksidan hidrolisat membran cangkang telur adalah efek sinergis dari asam hialuronat dan kolagen yang mempunyai aktivitas antioksidan lemah dengan nilai IC50 lebih dari 200 ?g/mL. Uji toksisitas akut ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur secara in vivo menunjukkan nilai LD50 lebih dari 5000 mg/kg bb. Hal ini menunjukkan ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur aman dikonsumsi. Prediksi sifat obat dan profil farmakokinetik seluruh asam amino pada hidrolisat membran cangkang telur dan beberapa senyawa pada ekstrak daun babadotan (monohidroksi-penta-metoksi-flavon, nobiletin, eupalestin, luteolin, kaempferol-7-O-rhamnopiranosida, dan apigenin) memiliki sifat yang mirip dengan obat. Pada penelitian ini juga dilakukan optimasi pembuatan sediaan krim yang mengandung 1% kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur. Bahan tambahan untuk formula krim adalah desil glukosida, propilen glikol dan setil alkohol, dan optimasi formulasi menggunakan metode metode Response Surface Methodology (RSM) Box Behnken. RSM model Box- Behnken Design (BBD) berhasil digunakan untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan variabel respon viskositas yang terdiri dari desil glukosida (15, 20, 25%), propilen glikol (10, 15, 20%) dan setil alkohol (7, 8,5, 10%). Hasil yang diperoleh dari analysis of varians (ANOVA) menunjukkan bahwa propilen glikol (p=0,016) dan setil alkohol (p=0,004) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap respon viskositas. Optimasi terhadap respon viskositas 5000 cP diperoleh formulasi desil glukosida 15,82%, propilen glikol 11,21% dan setil alkohol 8,84%. Pada kondisi optimum memperoleh krim dengan viskositas sebesar 4675 cP, dimana viskositas mendekati nilai prediksi (5007 cP), dengan nilai galat sebesar 4,83%. Informasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah penggunaan oral kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur memiliki potensi sebagai antipsoriasis dengan berbagai mekanisme kerja diantaranya menghambat inflamasi, aktivitas enzim (kolagenase, netrofil elastase, chymase), mempengaruhi jalur transduksi sinyal protein kinase C dan p38-MAPK, serta bersifat antioksidan. Kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dapat dikembangkan menjadi sediaan untuk mengurangi gejala psoriasis saat terjadi kekambuhan dan terbukti aman digunakan. Selain itu pada penelitian ini telah dicoba membuat sediaan krim yang nantinya dapat digunakan untuk penggunaan topikal pada penderita psoriasis.