Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang ditandai hiperproliferasi dan
penebalan keratinosit kulit. Manifestasi klinik yang dapat timbul saat psoriasis
antara lain terjadinya kemerahan kulit (inflamasi), kulit kering dan bersisik, serta
resiko anemia dan pendarahan. Tujuan terapi psoriasis adalah mengurangi gejala
yang terjadi dan menekan terjadinya kekambuhan. Pengobatan psoriasis melalui
skema BPJS hanya diberikan pada pasien yang menderita lesi >10%. Oleh karena
itu, diperlukan alternatif terapi psoriasis. Babadotan (Ageratum conyzoides)
merupakan herba yang bermanfaat untuk kulit. Kebutuhan telur ayam di Indonesia
mencapai 395.187 ton per bulan, menyebabkan cangkang telur menjadi limbah
yang berlimpah. Cangkang telur secara tradisional dimanfaatkan untuk kebersihan
kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kombinasi ekstrak daun
babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dalam mengurangi manifestasi
klinik pada psoriasis. Penelitian dilakukan dengan memeriksa kualitas bahan uji,
pengujian efikasi secara in vivo, pengujian mekanisme kerja secara in vitro dan in
silico, uji keamanan bahan uji secara in vivo dan in silico, serta optimasi pembuatan
sediaan topikal.
Bahan uji cangkang telur dikumpulkan dari limbah industri makanan dari kota
Bandung, Jawa Barat dan pengumpulan simplisia daun babadotan dari desa
Pancoran, Kab. Bondowoso, Jawa Timur. Penentuan kualitas simplisia daun
babadotan dan membran cangkang telur meliputi penentuan kadar air, kadar abu
total, kadar abu larut air, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut air dan kadar
sari larut etanol. Pembuatan ekstrak membran cangkang telur dilakukan
menggunakan pelarut etanol 40% pH 12, kemudian dipanaskan pada suhu 70o
C
selama 2 jam, lalu ditambahkan asam asetat untuk menetralkan pH dan
ditambahkan karbon aktif selama 20 menit untuk penghilangan warna. Rendemen
ekstrak membran cangkang telur yang dihasilkan sebesar 7,99%. Pembuatan
ekstrak etanol 50% babadotan dilakukan secara refluks dan rendemen yang
diperoleh sebesar 15,17%.
Ekstrak etanol 50% daun babadotan yang dibuat menggunakan metode refluks
mengandung antara lain senyawa asam 2-hidroksisinamat, nobiletin, kumarin,
prolin, kolin, tangeritin, stearamid, fenilalanin, steariolgliserol dan isoleusin.
Ekstrak daun babadotan mengandung total flavonoid sebesar 2,7±0,1% setara
dengan kuersetin, dan total fenol sebesar 9,6±0,5% setara dengan asam galat.
Analisis hidrolisat membran cangkang telur menunjukkan kandungan asam amino
terbanyak adalah asam glutamat, asam aspartat, leusin, serin dan prolin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Scanning Electron Microscopy dan FTIR,
hidrolisat membran cangkang telur terindikasi mengandung asam hialuronat dan
kolagen.
Uji efikasi ekstrak babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur dilakukan
terhadap efek antiinflamasi akut menggunakan induksi karagenan, uji antiinflamasi
kronis menggunakan induksi pelet kapas, dan uji anti-psoriasis dengan induksi
imiquimod. Hasil pengujian antiinflamasi akut ekstrak etanol daun babadotan
menunjukkan ekstrak dosis 22,5, 45 dan 90 mg/kg bb secara signifikan
menghambat pembentukan radang dan sebanding dengan natrium diklofenak
(p>0,05). Hasil pengujian antiinflamasi akut hidrolisat membran cangkang telur
menunjukkan bahwa dosis 9, 22,5, 45 dan 90 mg/kh bb secara signifikan
menghambat pembentukan radang dan sebanding dengan natrium diklofenak
(p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut, dosis 45 mg/kg bb ekstrak babadotan dan
dosis 22,5 mg/kg bb hidrolisat membran cangkang telur dipilih untuk pengujian
antiinflamasi kronis dan antipsoriasis. Pengujian antiinflamasi kronis dilakukan
dengan menggunakan metode induksi pelet kapas. Hewan uji dibagi menjadi
kelompok kontrol, pembanding natirum diklofenak, kelompok hidrolisat membran
cangkang telur dosis 22,5 mg/kg bb, kelompok ekstrak etanol daun babadotan dosis
45 mg/kg bb, kombinasi hidrolisat membran cangkang telur dan ekstrak etanol daun
babadotan : kombinasi 1 (100%:100%), kombinasi 2 (75%:25%), kombinasi 3
(50%:50%) dan kombinasi 4 (25%:75%). Parameter utama yang diukur adalah
hambatan pembentukan granuloma. Hasil menunjukkan semua kelompok uji
mempunyai efek antiinflamasi kronis jika dibandingkan kelompok kontrol, dengan
hambatan pembentukan granuloma kelompok kombinasi 1 sebesar 61,41%,
kombinasi 2 sebesar 26,53%, kombinasi 3 sebesar 34,19% dan kombinasi 4 sebesar
56,53%. Selain itu, dilakukan juga pengamatan profil hematologi. Berdasarkan
pengamatan profil hematologi, penggunaan kombinasi dapat meningkatkan jumlah
leukosit dan turunannya, menurunkan jumlah eritrosit dan turunannya dan
menurunkan jumlah platelet jika dibandingkan penggunaan tunggal. Pengujian
pada model hewan psoriasis dilakukan menggunakan induksi 62,5 mg imiquimod
secara topikal pada mencit Balb/c jantan. Kelompok pengujian pada uji
antipsoriasis mirip dengan uji antiinflamasi kronis, kecuali kelompok pembanding
metotreksat. Parameter yang diukur adalah skor keparahan area psoriasis (Psoriatic
area severity index, PASI), profil hematologi, jumlah sitokin IL-17A dan IL-22 di
kulit punggung dan telinga, indeks organ limpa, histopatologi limpa dan kulit. Hasil
menunjukkan hidrolisat membran cangkang telur, ekstrak babadotan, dan
kombinasi secara signifikan mampu mencegah terjadinya plak, kemerahan
punggung, kemerahan telinga dan menurunkan PASI jika dibandingkan kelompok
kontrol. Pemberian daun babadotan, hidrolisat membran cangkang telur serta
kombinasinya mampu mengurangi plak, kemerahan kulit punggung dan telinga,
skor PASI, jumlah sitokin IL-17A dan IL-22, serta memperbaiki profil hematologi
dan histologi limpa dibandingkan kelompok kontrol pada hewan uji yang diinduksi
imiquimod. Urutan efek antiinflamasi kronis dan antipsoriasis terbaik dari
kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur adalah
kombinasi 1, kombinasi 4, kombinasi 3, dan kombinasi 2. Efek antiinflamasi kronis
dan dan antipsoriasis kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran
cangkang telur bersifat aditif.
Uji mekanisme kerja secara in vitro dan in silico dilakukan melalui pendekatan
hambatan inflamasi, aktivitas enzim, jalur transduksi sinyal dan pelekatan sitokin.
Uji mekanisme kerja antiinflamasi in vitro dilakukan dengan uji hambatan
denaturasi protein, aktivitas proteinase dan menstabilkan membran. Aktivitas
hambatan denaturasi protein ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran
cangkang telur adalah sedang, dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 76,83 dan
93,34 ?g/mL. Aktivitas hambatan proteinase ekstrak daun babadotan dan hidrolisat
membran cangkang telur adalah lemah, dengan nilai IC50 136,14 dan 249,45
?g/mL. Kemampuan ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang
telur dalam menstabilkan membran termasuk kategori kuat, dengan nilai IC50 36,35
dan 39,10 ?g/mL pada induksi panas, dan IC50 16,64 dan 27,42 ?g/mL pada induksi
hipotonis. Uji hambatan enzim secara in vitro dilakukan terhadap hambatan
aktivitas enzim kolagenase dan netrofil elastase. Aktivitas hambatan enzim
kolagenase ditunjukkan dengan kemampuan bahan uji menghambat enzim
kolagenase menguraikan substrat FALGPA. Ekstrak daun babadotan aktif
menghambat aktivitas enzim kolagenase (IC50 60,30±3,02 ?g/mL), sedangkan
aktivitas hidrolisat membran cangkang telur sebagai inhibitor kolagenase termasuk
rendah (IC50 106,08±6,02 ?g/mL). Aktivitas hambatan enzim netrofil elastase
ditunjukkan dengan kemampuan menghambat enzim netrofil elastase menguraikan
substrat SucAla3-pNA. Potensi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran
cangkang telur dalam menghambat netrofil elastase tergolong lemah dengan IC50
114,56±1,07 dan 215,23±13,96 ?g/mL. Prediksi menggunakan komputasi
menunjukkan kemampuan senyawa yang dikandung ekstrak daun babadotan dan
hidrolisat membran cangkang telur dalam menghambat aktivitas enzim chymase di
kulit, mempengaruhi jalur transduksi sinyal di protein kinase C dan p38-MAPK,
serta mampu berikatan dengan tempat ikatan IL-17A.
Aktivitas antioksidan dilakukan melalui peredaman radikal 2,2-Difenil-1-1-pikril
hidrasil (DPPH). Ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur
mempunyai aktivitas antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 153,63 dan
148,38 ?g/mL. Diduga aktivitas antioksidan hidrolisat membran cangkang telur
adalah efek sinergis dari asam hialuronat dan kolagen yang mempunyai aktivitas
antioksidan lemah dengan nilai IC50 lebih dari 200 ?g/mL.
Uji toksisitas akut ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur
secara in vivo menunjukkan nilai LD50 lebih dari 5000 mg/kg bb. Hal ini
menunjukkan ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur aman
dikonsumsi. Prediksi sifat obat dan profil farmakokinetik seluruh asam amino pada
hidrolisat membran cangkang telur dan beberapa senyawa pada ekstrak daun
babadotan (monohidroksi-penta-metoksi-flavon, nobiletin, eupalestin, luteolin,
kaempferol-7-O-rhamnopiranosida, dan apigenin) memiliki sifat yang mirip
dengan obat.
Pada penelitian ini juga dilakukan optimasi pembuatan sediaan krim yang
mengandung 1% kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran
cangkang telur. Bahan tambahan untuk formula krim adalah desil glukosida,
propilen glikol dan setil alkohol, dan optimasi formulasi menggunakan metode
metode Response Surface Methodology (RSM) Box Behnken. RSM model Box-
Behnken Design (BBD) berhasil digunakan untuk mengevaluasi dan
mengoptimalkan variabel respon viskositas yang terdiri dari desil glukosida (15,
20, 25%), propilen glikol (10, 15, 20%) dan setil alkohol (7, 8,5, 10%). Hasil yang
diperoleh dari analysis of varians (ANOVA) menunjukkan bahwa propilen glikol
(p=0,016) dan setil alkohol (p=0,004) merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap respon viskositas. Optimasi terhadap respon viskositas 5000 cP diperoleh
formulasi desil glukosida 15,82%, propilen glikol 11,21% dan setil alkohol 8,84%.
Pada kondisi optimum memperoleh krim dengan viskositas sebesar 4675 cP,
dimana viskositas mendekati nilai prediksi (5007 cP), dengan nilai galat sebesar
4,83%.
Informasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah penggunaan oral
kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat membran cangkang telur
memiliki potensi sebagai antipsoriasis dengan berbagai mekanisme kerja
diantaranya menghambat inflamasi, aktivitas enzim (kolagenase, netrofil elastase,
chymase), mempengaruhi jalur transduksi sinyal protein kinase C dan p38-MAPK,
serta bersifat antioksidan. Kombinasi ekstrak daun babadotan dan hidrolisat
membran cangkang telur dapat dikembangkan menjadi sediaan untuk mengurangi
gejala psoriasis saat terjadi kekambuhan dan terbukti aman digunakan. Selain itu
pada penelitian ini telah dicoba membuat sediaan krim yang nantinya dapat
digunakan untuk penggunaan topikal pada penderita psoriasis.