Ciplukan (Physalis angulata L) merupakan salah satu tanaman dari family
solanaceae yang secara empiris digunakan untuk pengobatan malaria, asma,
hepatitis, dermatitis, dan reumatik. Ciplukan mengandung senyawa fenolik,
flavonoid, kumarin, dan terpenoid sehingga potensial dikembangkan sebagai
imunostimulan alami. Formulasi bahan alam menjadi bentuk sediaan tablet
umumnya membutuhkan dosis besar sehingga menghasilkan tablet yang berukuran
besar dan kurang efisien. Salah satu bentuk sediaan yang dapat menampung zat
aktif dalam jumlah besar adalah tablet efervesen. Namun, tantangan terbesar dari
tablet efervesen adalah proses pembuatannya yang memerlukan kondisi
higrotermal terkontrol (kelembaban relatif 20% pada suhu 25?). Hal ini membuat
proses pembuatan tablet efervesen menjadi mahal, karena dibutuhkan biaya yang
besar dalam mencapai dan mempertahankan kelembaban relatif. Oleh karena itu
dalam penelitian ini akan dikembangkan tablet efervesen dengan memodifikasi
permukaan komponen basa melalui penyalutan agar pengempaan dapat dilakukan
pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal.
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain karakterisasi
ekstrak, uji aktivitas imunostimulan in vivo dan in vitro, penyalutan natrium
bikarbonat, dan formulasi tablet efervesen. Pada tahap karakterisasi ekstrak
dilakukan standardisasi, uji total fenolik, penetapan kadar zat aktif menggunakan
HPLC, analisis LC-MS, dan uji in silico senyawa aktif dalam ekstrak ciplukan
terhadap mannose binding protein dan nitrite oxide synthase. Pada tahap uji
aktivitas imunostimulan in vivo dilakukan pengukuran hematologi meliputi kadar
leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit dari hewan coba tikus jantan yang
diinduksi ekstrak buah ciplukan, sementara pada uji in vitro dilakukan pengujian
viabilitas dan produksi nitrit oksida pada sel RAW 264,7 yang diinduksi ekstrak
ciplukan. Tahap penyalutan natrium bikarbonat dilakukan dengan metode fluid bed
coating menggunakan tiga variasi polimer: PEG 10%, HPMC 0,1%, serta
kombinasi HPMC 0,1%: PEG 10% (1:0,4). Partikel yang telah tersalut kemudian
dikarakterisasi berdasarkan kandungan lembab, densitas, sifat alir, porositas,
morfologi, karakteristik termal, analisis FT-IR, dan pelepasan karbon dioksida.
Selanjutnya dilakukan pengempaan natrium bikarbonat hasil salut dengan asam
sitrat pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal dan dievaluasi meliputi
pengamatan visual, perubahan bobot, rasio perubahan volume, dan waktu hancur.
Tahap formulasi tablet efervesen dilakukan dengan optimasi komposisi asam, basa,
dan pengikat menggunakan desain box behnken. Formula optimum selanjutnya
dikempa pada suhu ruang dan kelembaban relatif normal lalu dievaluasi kestabilan
fisiknya.
Hasil standardisasi menunjukkan ekstrak buah ciplukan memiliki susut
pengeringan 0,17%, bobot jenis 1,02 g/ml, kadar abu total 2,94%, kadar senyawa
larut air 67,33%, dan kadar senyawa larut etanol 75,64%. Uji total fenolik dan
penetapan kadar zat aktif menunjukkan ekstrak buah ciplukan memiliki total
fenolik 2,90 mg/G asam galat dan kadar zat aktif asam galat sebesar 4,39 µg/mg.
Analisis LC-MS menunjukkan terdapat 16 senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam ekstrak buah ciplukan meliputi golongan senyawa fenolik,
flavonoid, kumarin, terpenoid, dan glikosida. Uji in silico menunjukkan senyawa
(2S,3S)-3,5,7-trihydroxy-2-(4-hydroxyphenyl)-2,3-dihydrochromen-4-one yang
terdapat dalam ekstrak buah ciplukan memiliki afinitas yang tinggi terhadap
reseptor mannose binding protein dan nitrite oxide synthase dengan nilai energi
ikatan masing-masing -4,34 kcal/mol dan -6,61 kcal/mol serta konstanta inhibisi
masing-masing 661,04 uM dan 14,33 uM. Hasil uji imunostimulan in vivo
menunjukkan pada dosis 300 mg/70 kg BB ekstrak buah ciplukan dapat
meningkatkan kadar leukosit, limfosit, monosit, dan granulosit pada hewan coba
tikus wistar jantan, sedangkan hasil uji in vitro pada sel RAW 264,7 menunjukkan
viabilitas sel yang diinduksi ekstrak buah ciplukan rata-rata diatas 100% sampai
konsentrasi 500 ppm serta produksi nitrit oksida lebih tinggi pada sel yang diinduksi
ekstrak buah ciplukan dibandingkan perlakuan lainnya.
Hasil penyalutan menunjukkan natrium bikarbonat yang disalut PEG 10% dapat
menghasilkan serbuk natrium bikarbonat dengan karakteristik fisik yang
memenuhi persyaratan dari segi kandungan lembab, densitas, sifat alir, dan
porositas. Penyalutan tidak menyebabkan perubahan sifat termal dari serbuk serta
terdapat interaksi antara PEG dengan natrium bikarbonat. Pengempaan natrium
bikarbonat-PEG 10% dengan asam sitrat menunjukkan penampakan visual yang
lebih baik dibanding dengan tablet lainnya, perubahan bobot yang lebih rendah,
rasio perubahan volume yang rendah, serta waktu hancur yang lebih lambat dari
natrium bikarbonat tanpa salut namun masih memenuhi persyaratan waktu hancur
tablet efervesen. Optimasi formula menggunakan desain box-behnken
menghasilkan komposisi optimal untuk tablet efervesen ekstrak buah ciplukan.
Komposisi asam, basa, dan pengikat yang diperoleh masing-masing adalah 2,83
mol, 7,98 mol, dan 3,55%. Hasil evaluasi formula optimum menunjukkan tablet
memenuhi persyaratan kestabilan fisik dan daya alir yang lebih baik dibandingkan
tablet efervesen dengan komponen basa tanpa penyalut.
Perpustakaan Digital ITB