Akibat adanya pandemi COVID-19 masyarakat Indonesia memiliki kepedulian yang lebih tinggi
mengenai kesehatan. Semakin meningkatnya kesadaran untuk menjaga kesehatan setelah pandemi
COVID-19 merupakan sebuah peluang besar bagi Indonesia untuk berinovasi dalam membuat
suplemen herbal peningkat imunitas tubuh atau yang sering disebut sebagai senyawa
imunostimulan. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan adalah ciplukan (Physalis angulata
L.) terutama bagian buahnya. Buah ciplukan memiliki kandungan polifenol dan vitamin C yang dapat
meningkatkan kinerja sistem imun. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik ekstrak
mikropartikel buah ciplukan (EMC) dengan menganalisis ukuran partikel menggunakan PSA dan
SEM serta penapisan fitokimia, menentukan efektivitas imunostimulan EMC dengan pengujian
secara in vivo, dan mengembangkan formula tablet hisap EMC dengan keberterimaan pasien yang
tinggi. Partikel EMC memiliki ukuran 1,31 µm dengan indeks polidispersitas 0,438 dan terbukti
mengandung senyawa fenolik. EMC dengan dosis 37,8 mg/kg BB tikus terbukti mampu
meningkatkan jumlah sel darah putih (113,94%) dan sel limfosit (101,4%) pada hari ke-14
dibandingkan dengan kelompok kontrol (99,65%). Pada organ limfa, EMC terbukti dapat
meningkatkan nilai indeks organ limfa (0,53%), jumlah sel limfosit (73 sel), dan secara signifikan
meningkatkan diameter pulpa putih (531,81 µm) dibandingkan kelompok kontrol (0,43%; 69 sel;
278,04 µm). Pada organ hati, EMC secara signifikan meningkatkan indeks organ hati (4,50%), dan
ekspresi reseptor manosa (25,72%) terhadap kontrol (4,06%; 8,13%). Sehingga dapat disimpulkan
EMC dengan dosis 37,8 mg/kg BB tikus memiliki efektivitas imunostimulan. Sediaan tablet hisap
EMC dengan formula Na-CMC 4% sebagai pengikat terbukti menghasilkan tablet hisap yang baik
dan memenuhi segala persyaratan evaluasi tablet hisap.