Pemerintah memiliki peran strategis dalam menyediakan layanan air sebagai bagian
dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Keputusan pemerintah sangat
menentukan sejauh mana masyarakat mendapatkan akses terhadap air untuk
kebutuhan dasarnya. Pembangunan infrastruktur berskala besar memberikan
dampak signifikan, namun pendekatan kebijakan baik yang bersifat sentralistik
maupun desentralistik, masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan distribusi
pembangunan yang adil. Fokus kebijakan cenderung pada efisiensi fiskal dan nilai
ekonomi, sementara faktor sosial, lingkungan, dan teknis belum mendapat
perhatian yang seimbang, sehingga sering kali menghasilkan konsentrasi manfaat
di wilayah dominan dan belum menjangkau wilayah dengan kebutuhan layanan
yang tinggi. Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang dipertimbangkan
pemerintah dalam menentukan lokasi prioritas pelayanan air bersih di Kota
Cirebon, dalam konteks pelayanan SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya
(Jatigede). Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) dengan melibatkan responden pakar dari instansi pemerintah dan perumda
air minum. Lima faktor dianalisis, yaitu politik, ekonomi-finansial, teknis, fisiklingkungan, dan sosial. Temuan ini sedikit berbeda dari pernyataan sebelumnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor teknis dan lingkungan menjadi prioritas
pertimbangan lokasi pelayanan infrastruktur air bersih di Kota Cirebon. Namun
demikian, aspek politik, ekonomi-finansial, dan sosial tetap diperhitungkan. Hal ini
menunjukkan adanya keseimbangan yang lebih proporsional dan sejalan dengan
teori ekonomi politik yang menekankan bahwa interaksi antara kepentingan
ekonomi dan politik memengaruhi arah distribusi sumber daya. Dalam penentuan
lokasi, Kecamatan Harjamukti menjadi prioritas utama karena memerlukan
peningkatan pelayanan dan sesuai dengan prioritas dalam dokumen perencanaan.
Kecamatan Lemah Wungkuk menempati prioritas kedua karena merupakan
wilayah pesisir dengan cakupan pelayanan rendah dan urgensi kebutuhan jaringan
perpipaan tinggi meskipun tidak menjadi fokus dalam dokumen perencanaan.
Perpustakaan Digital ITB