digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini menganalisis pemilihan moda transportasi antara angkutan online (Grab Car dan Grab Motor) dan angkutan umum untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas layanan transportasi di Kota Kupang, dengan fokus pada rute Lampu 2 Kota Kupang Sikumana. Penelitian ini menggunakan model Multinomial Logit (MNL) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan moda, termasuk biaya perjalanan, waktu tempuh, keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas. Hasil model menunjukkan bahwa biaya perjalanan dan waktu tempuh merupakan dua atribut utama yang secara signifikan memengaruhi keputusan pengguna dalam memilih moda transportasi. Analisis parameter MNL mengungkapkan bahwa kenaikan biaya perjalanan cenderung menurunkan probabilitas pemilihan moda, sedangkan waktu tempuh yang lebih cepat secara signifikan meningkatkan kemungkinan moda tersebut dipilih. Selain itu, variabel kenyamanan dan aksesibilitas juga memberikan kontribusi positif, meskipun tidak sekuat dua atribut utama tersebut. Lebih lanjut, hasil analisis probabilistik menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan menengah dan tidak memiliki kendaraan pribadi memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk memilih transportasi online, khususnya GrabBike, dibandingkan dengan angkutan umum konvensional. Kelompok usia 18–34 tahun juga menunjukkan preferensi yang kuat terhadap moda daring karena kemudahan akses melalui aplikasi, fleksibilitas rute, dan kenyamanan layanan.Sebaliknya, angkutan umum masih diminati oleh kelompok pengguna tertentu, terutama karena biaya yang lebih terjangkau. Namun, kekurangan dalam waktu tunggu, ketidakpastian rute, dan kurangnya kenyamanan, membuat moda ini kurang kompetitif dibandingkan transportasi daring.Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan daya saing angkutan umum di Kota Kupang, khususnya di koridor Lampu 2–Sikumana, perlu dilakukan perbaikan strategis terhadap kualitas layanan, meliputi: peningkatan kenyamanan armada, pengurangan waktu tunggu, pengembangan sistem rute yang jelas dan terjadwal, serta menjaga keterjangkauan tarif. Dengan demikian, angkutan umum dapat menjadi alternatif yang lebih menarik dan berdaya saing terhadap moda transportasi berbasis aplikasi.