digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Ghinaya Aiman
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Ukuran blok merupakan faktor utama yang memengaruhi vitalitas perkotaan, terutama dalam aspek mobilitas. Setiap jenis guna lahan menghasilkan tingkat aktivitas dan mobilitas yang berbeda, sehingga memerlukan konfigurasi blok yang sesuai. Ukuran blok yang sesuai dengan karakteristik fungsi lahan berpotensi meningkatkan efisiensi mobilitas. Meskipun begitu, kajian-kajian sebelumnya belum secara eksplisit menyoroti penentuan ukuran blok optimal dengan mempertimbangkan variasi jenis guna lahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran blok optimal sebagai upaya mendukung peningkatan vitalitas perkotaan, berdasarkan variasi guna lahan di Kota Bandung. Pada penelitian ini, tingkat vitalitas diukur menggunakan kerangka Vital Triangle, khususnya pada pilar mobility (mobilitas), yang meninjau lima komponen utama: mobilitas penduduk, pertukaran material, konektivitas informasi, aksesibilitas lalu lintas, serta kepadatan ruang terbuka. Nilai vitalitas dan ukuran blok saat ini kemudian menjadi dasar untuk penentuan ukuran blok optimal dengan menggunakan metode constraint line. Kota Bandung dipilih sebagai studi kasus karena memiliki karakteristik guna lahan yang beragam, memiliki tantangan mobilitas, serta belum memiliki regulasi terkait. Hasil menunjukkan bahwa masing masing jenis guna lahan memiliki ambang batas ukuran blok yang berbeda. Misalnya, kawasan perdagangan dan jasa skala kota menunjukkan nilai vitalitas optimal hingga ukuran 0,008 km², sementara skala wilayah pelayanan (WP) optimal hingga ukuran 0,002 km². Sebaliknya, kawasan industri baru mulai menunjukkan peningkatan vitalitas yang signifikan pada ukuran 0,02 km². Evaluasi terhadap kondisi saat ini menunjukkan bahwa banyak blok di Kota Bandung berada di luar rentang optimal tersebut, berpotensi menurunkan performa mobilitas kota. Temuan ini menegaskan pentingnya perencanaan blok berbasis fungsi lahan. Selain itu, pendekatan constraint line terbukti efektif dalam mengidentifikasi batas efisiensi spasial, sedangkan Vital Triangle menawarkan pendekatan kuantitatif yang holistik dalam menilai vitalitas kota.