Kualitas minyak bumi yang diproses di kilang-kilang dunia, termasuk di wilayah
Asia Pasifik, menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya kandungan fraksi berat serta kontaminan seperti senyawa
sulfur, nitrogen, dan logam berat (nikel dan vanadium) yang bersifat katalisdeaktivasi.
Perubahan komposisi ini menimbulkan tantangan teknis dan ekonomis
yang signifikan dalam proses peningkatan kualitas minyak, terutama pada unit
hydrotreating (HDT) yang bertugas menghilangkan kontaminan tersebut untuk
menghasilkan bahan bakar bersih. Salah satu fraksi minyak bumi strategis yang
banyak digunakan di pasaran adalah bahan bakar diesel, yang secara efisiensi energi
lebih unggul dibanding bensin, namun mengandung sulfur yang jika tidak dikontrol
akan menghasilkan emisi gas SO? berbahaya. Oleh karena itu, pengembangan
katalis hydrotreating yang efisien, stabil, dan selektif menjadi suatu kebutuhan
mendesak untuk memenuhi regulasi lingkungan internasional seperti standar Euro
V, yang mensyaratkan kadar sulfur dalam diesel maksimum 10 ppm.
Penelitian ini berfokus pada pengembangan dan optimasi katalis untuk proses
hidrodesulfurisasi (HDS) dan hidrodemetalisasi (HDM) fraksi distilat berat, dengan
mempertimbangkan keterbatasan kondisi operasi reaktor di kilang serta spesifikasi
produk ultra low sulfur diesel (ULSD). Strategi pengembangan dilakukan melalui
tiga pendekatan utama: (1) penambahan aditif seperti magnesium dan asam sitrat
untuk meningkatkan interaksi logam aktif dan stabilitas termal, (2) modifikasi
penyangga menggunakan bahan-bahan seperti TiO?, PEG, urea, Mg-asetat,
NH?OH, dan NaOH untuk memperoleh struktur pori yang sesuai, serta (3) optimasi
metode impregnasi untuk distribusi logam aktif yang merata. Uji aktivitas
dilakukan menggunakan dua jenis umpan: umpan model (mengandung sulfur dan
logam secara terkontrol), serta umpan nyata dari kilang seperti Combined Gasoil
(CGO) dan Light Cycle Gas Oil (LCGO) yang memiliki kandungan sulfur hingga
1200 ppm dan nitrogen hingga lebih dari 350 ppm.
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa penambahan urea dan magnesium pada
penyangga alumina menghasilkan material dengan struktur pori yang dioptimalkan,
memiliki diameter pori rata-rata 259 Å, volume pori 0,80–0,84 cc/g, dan luas permukaan hingga 191 m²/g. Katalis dengan konfigurasi ini menunjukkan performa
terbaik dalam menurunkan kadar sulfur dari CGO ke level <50 ppm, dan memiliki
kinerja HDS yang konsisten dalam rentang suhu operasi 195–285 °C. Sementara
itu, katalis berbasis CoMo/?-Al?O? menunjukkan kecenderungan deaktivasi lebih
cepat saat mengolah umpan dengan kandungan nitrogen tinggi, disebabkan oleh
interaksi kompetitif antara nitrogen dan sulfur terhadap situs aktif.
Aspek kinetika reaksi juga dikaji secara mendalam melalui pendekatan
eksperimental dan simulasi menggunakan perangkat lunak ASPEN HYSYS versi 10.
Pengaruh parameter operasi seperti suhu, LHSV, dan rasio H?/HC dianalisis
terhadap konstanta laju reaksi dan konversi sulfur. Hasil menunjukkan bahwa
peningkatan suhu secara signifikan mempercepat laju reaksi HDS, dengan nilai
konstanta laju meningkat dan energi aktivasi tercatat sebesar 88,61 kJ/mol (untuk
katalis C) dan 69,07 kJ/mol (untuk katalis D). Kombinasi katalis C dan D
menghasilkan profil konversi sulfur yang optimal pada kondisi operasi 330 °C,
LHSV 2,0 jam?¹, dan rasio H?/HC sebesar 300 Nm³/m³, tanpa memerlukan
modifikasi besar pada sistem reaktor eksisting.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam
pengembangan katalis multifungsi untuk proses hydrotreating distilat berat.
Strategi modifikasi terstruktur terhadap penyangga dan aditif terbukti mampu
meningkatkan performa katalis dalam HDS dan HDM, serta memperpanjang umur
katalis terhadap pengotor-pengotor reaktif. Temuan ini tidak hanya relevan secara
akademik dalam pemahaman dasar-dasar reaktivitas katalitik dan struktur pori,
tetapi juga memiliki implikasi praktis bagi industri pengolahan minyak bumi,
khususnya dalam mencapai target produksi bahan bakar ramah lingkungan secara
ekonomis dan berkelanjutan
Perpustakaan Digital ITB