digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Attar Kresna Avitar
PUBLIC Ridha Pratama Rusli

Salah satu fraksi minyak bumi hasil pengilangan yang dijual secara komersial adalah bahan bakar diesel, yang memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan bensin sehingga lebih hemat dalam penggunaan kendaraan. Hal ini membuat diesel populer di pasaran. Meskipun begitu, salah satu perhatian dari diesel adalah adanya kandungan sulfur dalam bahan bakar yang akan menghasilkan gas SOx yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Saat ini, diesel seperti Pertamina Dex dan Dexlite memiliki kadar sulfur di rentang 300-2000 ppm, namun keputusan Dirjen ESDM menetapkan bahwa pada tahun 2026 kandungan sulfur maksimum dalam diesel adalah 50 ppm, bahkan di negara eropa penerapan regulasi Euro V dengan kandungan sulfur tidak lebih dari 10 ppm sudah mulai diterapkan. Proses penghilangan sulfur pada diesel di kilang minyak bumi dilakukan melalui hydrotreating, yang sangat bergantung pada katalis yang digunakan, yaitu NiMo/ -Al2O3. Kinerja dari katalis salah satunya ditunjukkan melalui parameter kinetika katalis yang dimilikinya. Oleh karena itu,, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan data kinetika reaksi hidrodesulfurisasi (HDS) yang untuk katalis NiMo/ -Al2O3-P dan NiMo/ -Al2O3-P-MgO. Kedua katalis diuji dalam reaksi HDS menggunakan umpan Light Cycle Gas Oil di dalam reaktor batch pada tekanan 32 bar dan suhu 310-330°C. Hasil dari penelitian menunjukkan peningkatan suhu meningkatkan kinetika reaksi, diindikasikan oleh kenaikan konstanta laju reaksi dan konversi, baik dari percobaan maupun simulasi ASPEN HYSYS. Variasi parameter kondisi operasi seperti LHSV, suhu, dan rasio H2/HC pun mempengaruhi kinetika dan konversi sulfur. LHSV yang lebih besar menurunkan konversi, sementara rasio H2/HC berbanding lurus dengan konversi. Untuk memenuhi spesifikasi sulfur sesuai regulasi EURO V dan batasan kondisi lapangan di kilang (Pertamina RU-II), kondisi operasi optimum yang diperoleh adalah LHSV 1,35 jam-1, suhu 330°C, dan H2/HC sebesar 400 Nm3 /m3 . Kondisi optimum ini dicapai menggunakan katalis HDS 1 dengan nilai Ea sebesar 40.665,44 J/mol yang memiliki hasil kinetika lebih baik daripada HDS 2 yang memiliki nilai Ea sebesar 77511,2 J/mol.