Salah satu fraksi minyak bumi hasil pengilangan yang dijual secara komersial adalah
bahan bakar diesel, yang memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan bensin sehingga
lebih hemat dalam penggunaan kendaraan. Hal ini membuat diesel populer di pasaran.
Meskipun begitu, salah satu perhatian dari diesel adalah adanya kandungan sulfur dalam
bahan bakar yang akan menghasilkan gas SOx yang berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan. Saat ini, diesel seperti Pertamina Dex dan Dexlite memiliki kadar sulfur di
rentang 300-2000 ppm, namun keputusan Dirjen ESDM menetapkan bahwa pada tahun
2026 kandungan sulfur maksimum dalam diesel adalah 50 ppm, bahkan di negara eropa
penerapan regulasi Euro V dengan kandungan sulfur tidak lebih dari 10 ppm sudah mulai
diterapkan. Proses penghilangan sulfur pada diesel di kilang minyak bumi dilakukan
melalui hydrotreating, yang sangat bergantung pada katalis yang digunakan, yaitu
NiMo/?-Al2O3. Kinerja dari katalis salah satunya ditunjukkan melalui parameter kinetika
katalis yang dimilikinya. Oleh karena itu,, Penelitian ini bertujuan untuk menentukan data
kinetika reaksi hidrodesulfurisasi (HDS) yang untuk katalis NiMo/?-Al2O3-P dan
NiMo/?-Al2O3-P-MgO. Kedua katalis diuji dalam reaksi HDS menggunakan umpan
Light Cycle Gas Oil di dalam reaktor batch pada tekanan 32 bar dan suhu 310-330°C.
Hasil dari penelitian menunjukkan peningkatan suhu meningkatkan kinetika reaksi,
diindikasikan oleh kenaikan konstanta laju reaksi dan konversi, baik dari percobaan
maupun simulasi ASPEN HYSYS. Variasi parameter kondisi operasi seperti LHSV,
suhu, dan rasio H2/HC pun mempengaruhi kinetika dan konversi sulfur. LHSV yang lebih
besar menurunkan konversi, sementara rasio H2/HC berbanding lurus dengan konversi.
Untuk memenuhi spesifikasi sulfur sesuai regulasi EURO V dan batasan kondisi lapangan
di kilang (Pertamina RU-II), kondisi operasi optimum yang diperoleh adalah LHSV 1,35
jam-1, suhu 330°C, dan H2/HC sebesar 400 Nm3
/m3
. Kondisi optimum ini dicapai
menggunakan katalis HDS 1 dengan nilai Ea sebesar 40.665,44 J/mol yang memiliki hasil
kinetika lebih baik daripada HDS 2 yang memiliki nilai Ea sebesar 77511,2 J/mol.