digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aureobasidium pullulans merupakan jamur polimorfik yang mampu menghasilkan eksopolisakarida (EPS), yang memiliki berbagai aplikasi dalam industri farmasi dan bioteknologi. EPS adalah polimer gula yang disekresikan oleh mikroorganisme ke lingkungan, sebagai bentuk perlindungan dari lingkungan sekitar. EPS dapat dihasilkan oleh mikroorganisme (jamur), termasuk spesies seperti A. pullulans, sebagai bagian dari mekanisme metabolisme primer yang berfungsi sebagai bentuk perlindungan dari lingkungan sekitar selama proses pertumbuhan dan metabolisme. EPS yang dihasilkan oleh A. pullulans memiliki peran penting dalam perlindungan dan adaptasi terhadap lingkungan, serta dapat berfungsi sebagai bahan bioaktif dengan potensi penggunaan yang luas antara lain sebagai pengemulsi, penstabil, pengental, agen penghantar obat, digunakan dalam rekayasa jaringan dan penyembuhan luka, aktivitas imunomodulator, sifat antioksidan, efek prebiotik, antibakteri, antiinflamasi, dan aktivitas antitumor. Salah satu substrat potensial yang dapat digunakan dalam produksi EPS adalah biji melinjo (Gnetum gnemon Linn), yang mengandung polisakarida dalam jumlah melimpah dan dapat menjadi alternatif substrat karbon yang ekonomis. Gnetum gnemon adalah salah satu tanaman tropis yang banyak ditemukan di negara Asia Tenggara, termasuk negara Indonesia. Tanaman ini termasuk dalam famili Gnetaceae. Tanaman ini memiliki daun dan biji yang dimanfaatkan sebagai olahan pangan. Biji pada tanaman ini, merupakan bahan baku yang melimpah dan mengandung polisakarida, sehingga menjadikannya sebagai substrat alternatif ekonomis dan mudah didapat. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap utama. Tahap pertama meliputi determinasi tumbuhan segar G. gnemon dan ekstraksi polisakarida dari bijinya, yang kemudian dikarakterisasi untuk mengidentifikasi kandungan senyawa polimanosa. Tahap kedua penelitian adalah proses fermentasi menggunakan substrat gula yang berasal dari biji melinjo dengan inokulum A. pullulans Y428 untuk menghasilkan EPS. Optimasi dilakukan berdasarkan parameter suhu, pH, dan kecepatan agitasi. Hasil fermentasi dianalisis dengan Liquid chromatography-high resolution mass spectrometry (LC-HRMS), sedangkan karakterisasi fisiko-kimia EPS dilakukan melalui size exclusion chromatography (SEC) untuk bobot molekul, ii fourier-transform infrared spectroscopy (FT-IR) untuk struktur kimia, differential scanning calorimetry (DSC) dan thermo gravimetric analysis (TGA) untuk analisa termal, scanning electron microscope (SEM) untuk morfologi permukaan, serta kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) untuk analisa kadar monosakarida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrolisat EPS yang diperoleh mengandung kadar glukosa sebesar 20,84±0,02% dan fruktosa sebesar 9,61±0,01%. EPS yang dihasilkan memiliki karakteristik fisiko-kimia yang menjanjikan sebagai bahan bioaktif. Dengan demikian, penelitian ini mengindikasikan bahwa EPS yang diperoleh dari fermentasi A. pullulans Y428 dengan substrat biji melinjo berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam inovasi bidang farmasi, baik sebagai bahan bioaktif maupun sebagai bahan eksipien guna memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.