Disertasi ini menganalisis volatilitas harga tembaga melalui pendekatan sistem dinamis, dengan mengintegrasikan faktor-faktor mikro dan makroekonomi sebagai determinan harga. Dengan menggunakan data pasar global dari tahun 1992 hingga 2023, penelitian ini mengaplikasikan analisis regresi, model Value at Risk berbasis EGARCH, serta pemodelan System Dynamics untuk mengevaluasi interaksi harga yang kompleks. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa permintaan, Produk Domestik Bruto (PDB), pasokan, indeks Dolar Amerika Serikat, dan strategi lindung nilai (hedging) merupakan variabel yang paling signifikan, menjelaskan 78,4% variasi harga. Model EGARCH mengungkap adanya volatility clustering dengan tingkat persistensi tinggi (? = 0,842), yang mengindikasikan dampak jangka panjang dari guncangan pasar. Simulasi menggunakan System Dynamics memperlihatkan bahwa penggabungan berbagai strategi—seperti penyesuaian produksi, hedging, integrasi vertikal, dan diversifikasi portofolio—dapat meredam volatilitas hingga 28% dalam skenario ekstrem, jauh lebih efektif dibanding pendekatan yang hanya mengandalkan satu variabel. Penelitian ini juga mengidentifikasi efek asimetris antara guncangan pasokan dan permintaan, di mana gangguan pasokan menyebabkan ketidakstabilan harga 15–20% lebih besar dibanding fluktuasi permintaan dengan skala yang sama. Temuan ini memberikan implikasi praktis bagi pelaku industri dan pembuat kebijakan, dengan menekankan pentingnya kerangka manajemen risiko yang terintegrasi, yang secara simultan mencakup dimensi operasional, finansial, dan strategis dalam menghadapi eksposur pasar tembaga.
Perpustakaan Digital ITB