digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan salah satu sektor industri strategis yang terdiri dari dua kelompok besar industri yang saling berhubungan dalam satu rantai pasok yang sama, yaitu industri manufaktur pakaian jadi dan industri manufaktur tekstil. Industri manufaktur pakaian jadi menunjukkan pertumbuhan kinerja neraca perdagangan yang positif, sedangkan neraca perdagangan industri manufaktur tekstil bernilai negatif selama beberapa tahun terakhir. Ketidakseimbangan kinerja antara industri hilir dan hulu ini dapat disebabkan oleh kemampuan daya saing produk tekstil Indonesia yang rendah. Salah satu upaya dalam peningkatan daya saing industri adalah dengan menawarkan produk dengan harga yang dapat bersaing dengan produk impor. Pemerintah juga dapat melakukan intervensi dalam rangka proteksi industri dalam negeri melalui penetapan tarif atas produk impor. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan model permainan untuk menetapkan harga optimal bagi produsen dalam negeri. Tarif impor dimodelkan sebagai tindakan pengamanan oleh pemerintah untuk meningkatkan surplus produsen. Teori permainan dipilih sebagai pendekatan pemodelan sistem karena permasalahan terdiri dari kompetisi antara produsen dalam negeri dan produk impor. Bentuk permainan yang dikembangkan adalah bentuk permainan leader-follower yang digunakan untuk memodelkan dua sub-permainan yang terjadi dalam permasalahan. Sub-permainan pertama melibatkan permainan penentuan harga optimal oleh perusahaan manufaktur pakain jadi dan pelanggan akhir. Sub-permainan kedua melibatkan permainan penentuan harga optimal bahan baku oleh perusahaan manufaktur tekstil dan perusahaan manufaktur pakaian jadi selaku pelanggan dari industri hulu. Kontribusi dari penelitian ini adalah menambahkan literatur model yang mengakomodasi kompetisi penyedia produk atau komdoditas pada dua tingkat yang berbeda. Model permainan dikembangkan dengan memodelkan fungsi utilitas untuk masing-masing pemain. Fungsi yang digunakan untuk mengembangkan model permainan adalah model Constant Elasticity of Substitution (CES). Fungsi CES digunakan untuk memodelkan permintaan pelanggan dan permintaan bahan baku oleh industri pakain jadi. Fungsi utilitas dari pemain adalah maksimasi pendapatan, maksimasi laba dan maksimasi utilitas untuk perusahaan manufaktur tekstil, perusahaan manufaktur pakaian jadi, dan pelanggan secara berturut-turut. ii Estimasi parameter model dilakukan dengan memanfaatkan data ekspor-impor Indonesia, data produksi industri dan data konsumsi industri TPT pada rentang tahun 2014-2022. Parameter yang diestimasi digunakan untuk melakukan pencarian harga optimal produsen di tiap tingkat. Metode pencarian solusi yang digunakan adalah kombinasi metode algoritma genetika (Genetic Algorithms) dan mixed non-linear programming yang dijalankan menggunakan perangkat lunak untuk membantu pencarian solusi. Hasil permainan menunjukkan bahwa permintaan pasar dalam negeri untuk produk domestik jauh lebih besar daripada permintaan untuk produk impor dengan rasio 368:1 untuk produk pakaian jadi dan 1,47:1 untuk produk tekstil. Model permainan juga menunjukkan bahwa strategi penetapan harga paling optimal oleh produsen dalam negeri adalah minimasi harga jual produk untuk produk pakaian jadi dan maksimasi harga jual untuk produk tekstil. Harga optimal yang ditawarkan oleh model adalah menawarkan produk pakaian jadi dengan harga Rp 200.0000 atau batas bawah harga yang ditetapkan. Harga optimal untuk produk tekstil adalah Rp 50.000 yang merupakan batas atas harga yang ditetapkan. Skenario simulasi disusun berdasarkan skema penerapan tarif impor untuk produk impor. Skema penetapan tarif impor paling optimal bagi industri pakaian jadi adalah dengan meniadakan tarif impor tekstil (tarif impor 0%). Pada tingkat industri tekstil, skema penetapan tarif impor paling optimal adalah dengan menetapkan tarif pada produk impor tekstil hingga batas atas yang diperbolehkan (tarif impor 40%). Analisis sensitvitas menunjukkan bahwa strategi optimal produsen bergantung dari parameter preferensi dan parameter substitusi pelanggan.