digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengeksplorasi pengembangan model kinerja berkelanjutan untuk industri pengeboran dan jasa perminyakan (OFS) di Indonesia, yang mengaddress tantangan kritis yang dihadapi sektor ini sejak terjadinya penurunan harga minyak pada tahun 2014. Industri ini mengalami kontraksi signifikan, dengan jumlah perusahaan pengeboran di Indonesia yang menyusut dari 246 menjadi hanya 61, sambil menghadapi tekanan ganda untuk memenuhi target produksi energi nasional dan beradaptasi dengan inisiatif transisi energi global. Melalui pendekatan metode campuran, yang menggabungkan wawancara mendalam kualitatif dengan 10 eksekutif tingkat C dari perusahaan multinasional di industri ini dan survei kuantitatif terhadap 256 praktisi, serta analisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), penelitian ini memeriksa variabel internal dan eksternal yang memengaruhi keberlanjutan industri.. Penelitian ini mengidentifikasi dimensi kinerja utama yang mencakup Kinerja Sosial, Keuangan Berkelanjutan, dan Kinerja Operasional sebagai komponen penting dalam keberlanjutan bisnis di industri pengeboran. Temuan kualitatif dari para eksekutif industri menunjukkan bahwa perusahaan yang berhasil menekankan inovasi teknologi, kelincahan operasional, pendekatan yang berfokus pada pelanggan, dan diversifikasi strategis untuk tetap kompetitif. Pertimbangan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) semakin terintegrasi dalam strategi inti bisnis, di mana perusahaan berinvestasi pada teknologi energi terbarukan dan inisiatif pembangunan masyarakat sambil menjaga ketahanan finansial. Model kinerja berkelanjutan yang diusulkan mengintegrasikan variabel internal seperti efisiensi operasional, adopsi teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia dengan faktor eksternal seperti kerangka regulasi, dinamika pasar, dan ekspektasi pemangku kepentingan. Pendekatan holistik ini memberikan kerangka kerja bagi perusahaan pengeboran dan jasa migas untuk menghadapi volatilitas industri sambil mendukung target energi Indonesia, yaitu mencapai 1 juta barel minyak per hari dan 17,5 GW energi panas bumi pada tahun 2050. Model ini menawarkan strategi praktis bagi perusahaan untuk meningkatkan keberlanjutan bisnis melalui keunggulan operasional, kehati-hatian finansial, dan tanggung jawab sosial-lingkungan, yang berkontribusi pada ketahanan industri sekaligus keamanan energi nasional dalam lanskap energi global yang terus berkembang..