digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

COVER Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 1 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 2 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 3 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 4 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 5 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 6 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 7 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

BAB 8 Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

PUSTAKA Roi Milyardi
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

Bangunan sekolah menjadi fasilitas publik yang paling terdampak kerusakan akibat gempa bumi di Indonesia berdasarkan data BNPB (Badan Penanggulangan Bencana Nasional). Proses rekonstruksi bangunan sekolah, sebagai bentuk kerugian langsung bencana, menjadi proses repetitif yang memerlukan dana yang relatif besar tiap tahunnya. Data estimasi kerugian dibutuhkan sebagai dasar pengambilan kebijakan finansial terkait risiko bencana suatu negara. Praktik estimasi kerugian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia adalah melalui estimasi pascabencana. Estimasi kerugian ditentukan berdasarkan tingkat kerusakan setelah terjadi bencana. Proses tersebut memiliki keterbatasan pada tingkat akurasi estimasi dengan kondisi awal gedung tidak diketahui. Salah satu strategi untuk mereduksi keterbatasan tersebut, adalah melalui pendekatan model estimasi prabencana. Model estimasi kerugian prabencana telah banyak dikembangkan, salah satunya yang banyak diadopsi adalah HAZUS. Model HAZUS dikembangkan oleh FEMA (The Federal Emergency Management Agency) secara spesifik untuk estimasi kerugian bencana di wilayah Amerika serikat. Model HAZUS untuk bangunan gedung adalah model estimasi berbasis kinerja yang memiliki komponen analisis berupa hazard, kurva kapasitas, kurva kerapuhan, hingga formula estimasi kerugian langsung. Beberapa pengembangan telah dilakukan hingga adaptasi pada beberapa kawasan dan negara. Proses adaptasi pada studi sebelumnya menunjukkan pentingnya pengembangan pada tiap komponen analisis yang menyesuaikan parameter lokal. Model HAZUS relevan diadaptasi pada wilayah Indonesia karena basis peraturan desain (building code) Indonesiajuga mengacu perkembangan building code di Amerika Serikat. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan pengembangan dilakukan parsial pada tiap komponen analisis, belum dikembangkan secara keseluruhan, terutama pada variabel formulasi kerugian langsung. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model estimasi kerugian langsung akibat bencana gempa bumi berbasis model HAZUS pada aspek kerugian fisik dan kerugian operasional pada bangunan gedung sekolah. Dalam pemenuhan hal tersebut terdapat 3 subtujuan, yaitu menganalisis aplikasi EDP (Engineering Demand Parameter) HAZUS pada gedung sekolah lokal dan sensitivitasnya terhadap estimasi kerugian fisik, mengembangkan parameter durasi rekonstruksi ii dan nilai basis operasional HAZUS dengan data lokal untuk estimasi kerugian operasional, dan mengembangkan parameter biaya rekonstruksi HAZUS dengan data lokal untuk estimasi kerugian fisik. Pada analisis aplikasi EDP, metodologi yang digunakan adalah analisis sensitivitas pengaruh adopsi EDP kurva kapasitas dan kurva kerapuhan model HAZUS terhadap estimasi kerugian yang dihasilkan pada studi kasus bangunan gedung sekolah di Kota Bandung. Analisis sensitivitas yang dilakukan dengan melakukan perbandingan EDP simplifikasi model HAZUS dengan EDP hasil metode analitis pada bangunan studi kasus melalui metode pushover untuk kurva kapasitas, dan analisis IDA (Incremental Dynamic Analysis) untuk mendapatkan parameter kurva kerapuhan struktur. Pada pengembangan parameter durasi rekonstruksi, metodologi yang digunakan adalah menyusun parameter durasi rekonstruksi lokal berdasarkan data aktual durasi rekonstruksi Gempa Mamuju 2021. Pada pengembangan parameter biaya rekonstruksi, metodologi yang digunakan adalah menyusun parameter biaya rekonstruksi lokal berdasarkan data aktual biaya rekonstruksi Gempa Mamuju 2021, yang kemudian diuji coba pada kejadian gempa lainnya, yaitu Gempa Lombok 2018. Ukuran ketercapaian pengembangan model dilakukan berdasarkan tingkat error/mean absolute percentage error (MAPE) terhadap data rekonstruksi aktual pada kedua studi kasus gempa. Hasil dari analisis sensitivitas menunjukkan EDP HAZUS terhadap studi kasus bangunan sekolah studi kasus di Kota Bandung menunjukkan deviasi maksimum 12%BRC (Building Replacement Cost) terhadap metode analitis pada kerugian struktur yang dipertimbangkan sebagai konsekuensi pada estimasi kerugian yang dihasilkan. Temuan deviasi tersebut memiliki makna sebagai nilai konsekuensi aplikasi model yang hasilnya memiliki potensi deviasi dalam penentuan kebijakan anggaran rekonstruksi. Pada pengembangan komponen kerugian operasional, pengembangan parameter durasi rekonstruksi dan nilai basis operasional memiliki dampak yang siginifikan terhadap estimasi kerugian operasional. Pada perbandingan nilai kerugian operasional terhadap model eksistinga HAZUS, hasil estimasi model pengembangan memiliki total 128,51% deviasi lebih besar pada kerugian relokasi (RELi) dan total 135,13% deviasi lebih besar pada kerugian pendapatan (YLOSi) akibat adanya kebijakan bangunan gedung sekolah bukan sebagai infrastruktur prioritas rekonstruksi. Temuan tersebut menjadi gambaran pentingnya mempertimbangkan kebijakan prioritas rekonstruksi pada bangunan sekolah karena memiliki dampak kerugian operasional yang sangat signifikan, yang selama ini belum diperhitungkan oleh para pemangku kebijakan. Selain itu temuan tersebut memberikan informasi pentingnya adanya penyesuaian model terhadap kondisi lokal yang memiliki keadaan dan kebijakan yang berbeda. Pada komponen kerugian fisik, pengembangan variabel biaya rekonstruksi memiliki signifikansi terhadap model eksisting HAZUS dengan penurunan MAPE 16,04%-51,46% pada rusak sedang, dan penurunan MAPE 16,61%-32,49% pada rusak ringan. Sementara pada studi kasus rusak berat, terdapat peningkatan eror yang minim dibandingkan model HAZUS sebesar deviasi 2,86%-8,08%. Hasil tersebut memberikan makna pada dengan adanya penyesuaian parameter biaya rekonstruksi dengan data lokal dapat meningkatkan tingkat akurasi dari estimasi kerugian. Dengan meningkatnya tingkat akurasi tersebut, dapat memberikan gambaran yang lebih jelas kepada iii pemangku kebijakan dalam merumuskan kebijakan finansial terhadap bencana, khususnya gedung sekolah akibat gempa bumi.