digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

LRT Jabodebek Rute Bekasi Line (Dukuh Atas – Jatimulya), merupakan salah satu alternatif transportasi umum dengan jalur strategis untuk mendukung mobilitas masyarakat dari pusat kota Jakarta menuju kawasan penyangga dengan fokus permukiman di Kota Bekasi maupun sebaliknya demi menekan angka kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Penelitian ini juga dilatarbelakangi oleh strategi pengembangan tata ruang DKI Jakarta dan Kota Bekasi yang menekankan pentingnya integrasi transportasi publik dengan guna lahan maupun kawasan sekitarnya atau yang dikenal dengan kawasan berbasis transit/transit-oriented development (TOD). Namun, saat ini belum terdapat lokasi stasiun LRT yang secara spesifik ditetapkan sebagai kawasan berbasis transit, sehingga diperlukan identifikasi potensi pengembangannya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan karakteristik masing-masing stasiun beserta guna lahan di sekitarnya, serta mengidentifikasi stasiun yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan berbasis transit. Pendekatan deskriptif kuantitatif merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini dengan analisis evaluatif terhadap prinsip pemenuhan kawasan transit, yaitu walk, cycle, transit, mix, dan densify. Hasil analisis menunjukkan bahwa Stasiun LRT Dukuh Atas, Bekasi Barat, dan Rasuna Said memiliki potensi tertinggi dalam pengembangan kawasan transit, terutama dari prinsip mix (campuran guna lahan) dan densify (kepadatan kawasan). Namun, prinsip walk dan cycle masih rendah akibat infrastruktur pejalan kaki dan jalur sepeda yang kurang memadai. Berdasarkan temuan tersebut, rekomendasi yang dapat diberikan, yaitu peningkatan konektivitas infrastruktur pejalan kaki dan jalur sepeda, serta dorongan pengembangan kepadatan kawasan di sekitar stasiun. Upaya ini dimaksudkan untuk mewujudkan kawasan berbasis transit yang mendukung mobilitas berkelanjutan di wilayah Jabodetabek terutama koridor LRT Jabodebek – Bekasi Line.