BAB I Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI Wildan Aulia [37021005]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Permasalahan sampah di masyarakat tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik
sampah, tetapi juga mencakup dimensi sosial, budaya, dan lingkungan. Tantangan
dalam penanganan sampah adalah perbedaan persepsi mengenai kebersihan dan
tingkat ketergangguan terhadap keberadaan sampah. Sementara sebagian
masyarakat melihat sampah sebagai sumber daya potensial, sebagian lainnya
memandangnya sebagai masalah. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap
sampah dibandingkan yang lain. Hal ini memengaruhi pada tindakan membuang
sampah. Namun demikian, tidak ada masyarakat yang menghendaki
lingkungannya kotor, dan ini merupakan sebuah kepentingan kolektif yang
menjadi dasar dalam pendekatan penanggulangan sampah. Pengetahuan terhadap
isu ini ada di masyarakat sendiri, sehingga partisipasi masyarakat menjadi
pendekatan yang strategis.
Penelitian ini memandang bahwa solusi yang selaras dengan kondisi masyarakat
dapat mengatasi kesenjangan ini. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
masyarakat memiliki cara pandangnya sendiri terkait penanganan sampah.
Dengan mengidentifikasi hal tersebut, solusi penanganan sampah dapat
diupayakan untuk lebih sesuai dengan kondisi masyarakat. Desainer dapat
memanfaatkannya untuk merancang solusi desain. Dengan melibatkan
masyarakat, desainer dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang paling sesuai.
Namun demikian, untuk memastikan keterlibatan masyarakat, diperlukan
keterukuran tertentu agar prosesnya dapat berjalan. Hal ini meliputi identifikasi
persoalan dan pemahaman terhadap potensi yang dimiliki masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memadukan eksperimen
material sederhana. Strategi yang diterapkan adalah participatory action research.
Penelitian dilakukan di Desa Mekarmukti dan Desa Tanjungbaru, Kota Bekasi,
Jawa Barat. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan keterlibatan
langsung. Pemetaan dilakukan terhadap aspek geografis, aset fisik, sistem
pengelolaan sampah yang ada, jenis sampah, dan jaringan sosial masyarakat.
Proses empati digunakan untuk memahami perspektif masyarakat terhadap
sampah. Dalam fase desain, dilakukan eksplorasi material dan pembuatan
prototipe dalam skala laboratorium. Jenis residu dan metode pengolahan dipilih
berdasarkan preferensi masyarakat, tanpa proses rumit seperti pemilahan,
pencucian, pencacahan, atau pemurnian, guna menjaga kesederhanaan proses.
Produk pot bunga dipilih projek untuk membuktikan bahwa residu dapat diolah
secara mandiri sesuai kapasitas Bank Sampah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi yang efektif adalah yang mampu
mengakomodasi perbedaan peran dan kontribusi berdasarkan kapasitas dan posisi
sosial masyarakat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat sebenarnya
memiliki potensi untuk mengelola sampah di lingkungannya sendiri, asalkan
didorong dengan cara yang sesuai dengan karakter dan kondisi masyarakat
Penelitian ini menawarkan strategi pelibatan yang tidak menuntut semua orang
ikut merancang dan membuat, melainkan menyediakan jalur partisipasi yang
fleksibel melalui empat konsep kunci, yaitu Suit, yaitu sejauh mana solusi dapat
diterima dan memberdayakan masyarakat; Contextual, yaitu kesesuaian solusi
dengan kondisi geografis dan sosial budaya lokal; Appropriate, yaitu ketepatan
solusi dengan sumber daya dan kemampuan teknis masyarakat; dan Match, yaitu
keselarasan solusi dengan struktur sosial dan dinamika hubungan antarwarga.
Model ini diberi nama SCAM (Suit, Contextual, Appropriate, Match)
Perpustakaan Digital ITB