digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

BAB I
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

Bab II
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

Bab III
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

BAB IV
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

BAB V
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

DAFTAR PUSTAKA
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

LAMPIRAN
PUBLIC Open In Flipbook Rina Kania

Pencahayaan di Gedung Olahraga (GOR), khususnya untuk olahraga bulu tangkis, merupakan aspek penting yang memengaruhi kenyamanan visual dan kinerja atlet. Sistem pencahayaan yang tidak dirancang secara optimal dapat menimbulkan ketidaknyamanan visual, seperti silau yang berpotensi menurunkan akurasi penglihatan serta menyebabkan kelelahan mata. Sayangnya, regulasi mengenai ambang batas toleransi silau di gedung olahraga masih terbatas dan belum banyak dibahas secara mendalam dalam literatur. Lebih dari sekedar aspek visual, pencahayaan juga memiliki dampak non-visual, seperti memengaruhi ritme sirkadian, kewaspadaan, dan kondisi emosional. Faktor-faktor ini secara langsung berkontribusi terhadap kesehatan dan kinerja atlet. Penelitian sebelumnya telah memperkenalkan parameter seperti melanopic Equivalent Daylight Illuminance (mel-EDI) dan Circadian Stimulus (CS) untuk mengevaluasi efek pencahayaan terhadap aspek non-visual. Berdasarkan latar belakang ini, penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi desain pencahayaan GOR bulu tangkis yang optimal, dengan mempertimbangkan parameter-parameter pencahayaan yang berbasis efek visual, termasuk indeks silau, dan yang berbasis efek non-visual, guna mendukung kenyamanan dan kesehatan atlet selama bertanding. Penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis penelusuran gerak (movement tracking) untuk menentukan titik-titik yang paling representatif untuk mengevaluasi silau yang diamati pemain di lapangan. Evaluasi dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan dan pemodelan serta simulasi menggunakan perangkat lunak DIALux 4.13 dan ALFA. Kemudian dilakukan validasi dan analisis terhadap parameter berbasis efek visual yaitu indeks silau Unified Glare Rating (UGR) dan iluminansi vertikal (Ev), serta parameter berbasis efek non-visual yaitu mel-EDI serta CS. Pada tahap pertama, dilakukan validasi indeks silau UGR yang disimulasikan dengan perangkat lunak DIALux 4.13, yang dibandingkan terhadap data pengukuran langsung di GOR KONI Kota Bandung. Parameter UGR pada data pengukuran diperoleh iv melalui pengolahan citra HDR menggunakan perangkat lunak Aftab Alpha dan hdrscope. Hasil validasi menunjukkan bahwa hasil simulasi pada DIALux 4.13 memiliki rata-rata nilai Mean Absolute Percentege Error (MAPE) pada UGR dan EV berturut-turut sebesar 1,96% dan 7,96%. Pada tahap kedua, dilakukan simulasi dengan variasi parameter masukan ketinggian luminer (h), sudut kemiringan luminer (°), jarak antarluminer (x), dan reflektansi lapangan bulu tangkis (?). Parameter keluaran yang diamati mencakup rata-rata iluminansi horizontal (Eh), Ev, U, UGR, mel-EDI, dan CS. Kemudian dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui hubungan antar setiap parameter masukan terhadap paremeter keluaran visual dan non-visual. Tahap ketiga penelitian berfokus pada optimisasi desain pencahayaan elektrik di GOR bulu tangkis untuk memenuhi target minimum parameter visual dan non-visual yang telah ditentukan. Target parameter tersebut adalah Eh,ave ? 750 lx, mel-EDIave ? 250 lx, UGRave ? 22, Uave ? 0,7, dan CSave ? 0,43, kemudian optimisasi dilakukan dengan menggunakan metode skor terbobot (weighted scoring) untuk menentukan kombinasi parameter terbaik. Hasil simulasi menunjukkan parameter UGR paling besar dipengaruhi oleh reflektivitas lapangan dan ketinggian luminer, sementara parameter non-visual dipengaruhi oleh sudut luminer. Berdasarkan temuan ini, hasil optimisasi memberikan rekomendasi desain pencahayaan di GOR bulu tangkis pada konfigurasi ketinggian luminer 12 m, sudut kemiringan 30°, refleksi lantai 0,5, dan jarak antarluminer 1,9 m. Konfigurasi ini memberikan hasil parameter visual dan non-visual rata-rata mencapai nilai target yang diberikan, yaitu Eh,ave = 1785 lx, UGRave = 22, Uave = 0,77, mel-EDIave = 661 lx, dan CSave mencapai dosis sebesar 0,58. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan desain pencahayaan berbasis efek visual dan non-visual yang optimal. Validasi indeks silau UGR dengan perangkat simulasi DIALux 4.13 memastikan keandalan perangkat yang digunakan dalam mengevaluasi aspek visual, sementara optimisasi desain menawarkan panduan bagi perancang dan pengelola GOR untuk menciptakan lingkungan pencahayaan yang mendukung kenyamanan dan kesehatan atlet serta dapat mendorong pengembangan regulasi pencahayaan yang lebih terintegrasi.