digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Potensi tinggi pemanfaatan geothermal diikuti dengan berbagai tantangan dalam proses pengeboran untuk mencapai reservoir, salah satunya berkaitan dengan reliability (keandalan) alat-alat pengeboran, termasuk drill bit (pahat). Kerusakan dini pada pahat dapat meningkatkan biaya operasional, Non-Productive Time (waktu henti), serta kegagalan pengeboran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola kerusakan pahat melalui analisis statistik data penggunaan pahat dari berbagai proyek pengeboran geotermal di seluruh dunia, serta mengembangkan optimisasi desain pahat untuk meningkatkan performa pahat dalam pengeboran geotermal di Indonesia. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan dan evaluasi statistik terhadap data operasional dan kegagalan pahat dari seribu sumur geotermal untuk mengidentifikasi pola kerusakan dominan dan faktor-faktor yang paling berpengaruh. Selanjutnya, simulasi numerik menggunakan metode Finite Element Analysis (FEA) dilakukan untuk meniru kondisi kerja pahat pada beberapa contoh kasus di Indonesia dan mempelajari penyebab kerusakan pada berbagai jenis pahat dalam beberapa skenario pengeboran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keausan abrasif dan kerusakan termal merupakan mode kerusakan paling sering terjadi pada jenis roller cone, sedangkan pahat Polycrystalline diamond compact (PDC) mengalami banyak pola kerusakan yang disebabkan oleh benturan dari batuan. Berdasarkan hasil simulasi pada tiga model yang telah terkalibrasi dengan data aktual, dilakukan optimisasi desain pahat melalui modifikasi cutting action yang dilakukan oleh pahat. Validasi simulasi menunjukkan bahwa desain optimal tersebut mampu menghasilkan laju penetrasi dan keandalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan desain awal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam peningkatan keandalan dan efisiensi proses pengeboran geotermal.