Potensi tinggi pemanfaatan geothermal diikuti dengan berbagai tantangan dalam
proses pengeboran untuk mencapai reservoir, salah satunya berkaitan dengan
reliability (keandalan) alat-alat pengeboran, termasuk drill bit (pahat). Kerusakan
dini pada pahat dapat meningkatkan biaya operasional, Non-Productive Time
(waktu henti), serta kegagalan pengeboran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pola kerusakan pahat melalui analisis statistik data penggunaan pahat
dari berbagai proyek pengeboran geotermal di seluruh dunia, serta mengembangkan
optimisasi desain pahat untuk meningkatkan performa pahat dalam pengeboran
geotermal di Indonesia.
Metode yang digunakan meliputi pengumpulan dan evaluasi statistik terhadap data
operasional dan kegagalan pahat dari seribu sumur geotermal untuk
mengidentifikasi pola kerusakan dominan dan faktor-faktor yang paling
berpengaruh. Selanjutnya, simulasi numerik menggunakan metode Finite Element
Analysis (FEA) dilakukan untuk meniru kondisi kerja pahat pada beberapa contoh
kasus di Indonesia dan mempelajari penyebab kerusakan pada berbagai jenis pahat
dalam beberapa skenario pengeboran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keausan abrasif dan kerusakan termal
merupakan mode kerusakan paling sering terjadi pada jenis roller cone, sedangkan
pahat Polycrystalline diamond compact (PDC) mengalami banyak pola kerusakan
yang disebabkan oleh benturan dari batuan. Berdasarkan hasil simulasi pada tiga
model yang telah terkalibrasi dengan data aktual, dilakukan optimisasi desain pahat
melalui modifikasi cutting action yang dilakukan oleh pahat. Validasi simulasi
menunjukkan bahwa desain optimal tersebut mampu menghasilkan laju penetrasi
dan keandalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan desain awal. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam peningkatan keandalan dan
efisiensi proses pengeboran geotermal.
Perpustakaan Digital ITB