









Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati merupakan bagian dari proyek strategis nasional
yang bertujuan mendukung sistem Multiple Airport Region (MAR) di Jawa bagian Barat. Meskipun
telah dilengkapi infrastruktur modern, tingkat utilisasi bandara ini masih rendah dibandingkan
Bandara Soekarno-Hatta (CGK) dan Halim Perdana Kusuma (HLP), yang berada pada Kawasan
MAR di sekitar Jakarta dan Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi dan preferensi penumpang serta maskapai
dalam pemilihan bandara di kawasan Multiple Airport Region (MAR) di sekitar Jakarta dan Jawa
Barat, dengan fokus pada Bandara Internasional Kertajati (BIJB), Bandara Soekarno-Hatta (CGK),
dan Bandara Halim Perdana Kusuma (HLP), sebagai bahan penyusunan strategi peningkatan daya
saing BIJB berdasarkan faktor-faktor penentu preferensi yang diidentifikasi.
Metodologi yang digunakan mencakup pendekatan deskriptif kuantitatif dan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP), dengan pengumpulan data primer melalui survei persepsi dan preferensi
terhadap penumpang serta maskapai penerbangan.
Bandara BIJB Kertajati mendapatkan persepsi positif terendah dibandingkan dua bandara lain yaitu
Bandara Soekarno-Hatta (CGK) dan Halim Perdana Kusuma (HLP), yang mengindikasikan
rendahnya daya saing bandara tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa preferensi penumpang
dipengaruhi oleh harga tiket, aksesibilitas, dan ketersediaan rute. Sementara maskapai
mempertimbangkan potensi pasar, biaya operasional, dan konektivitas jaringan.
Dengan demikian, rekomendasi utama untuk meningkatkan utilitas bandara adalah meningkatkan
ketersediaan rute frekuensi penerbangan serta aksesibilitas, dengan mempertimbangkan hubungan
timbal balik dan saling ketergantungan antara penumpang dan maskapai. Selain itu, mengambil
peran sebagai bandara pelengkap yang melirik segmen pasar khusus, dengan reposisi peran bandara
untuk tidak menempatkan diri sebagai kompetitor dengan bandara lainya di kawasan MAR, dapat
menjadi pilihan Hasil studi ini diharapkan memberikan kontribusi dalam merumuskan kebijakan
penguatan peran BIJB dalam sistem transportasi udara nasional dan ekonomi regional.