Telah dilakukan penelitian evaluasi in vitro dan in vivo mikrokapsul asetazolamida Mikrokapsul asetazolamida dibuat dengan menggunakan metoda koaservasi pemisahan fase dengan teknik dis persi secara pelelehan dan proses pendinginan . Mikro - kapsul dibuat dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:2 dan 1:3 dengan menggunakan campuran surfaktan span 80 dan tween 80 dengan HLB 10 sebanyak 0,50 , 0,75 dan 1,00% . Evaluasi in vitro menunjukkan bahwa mikrokapsul yang dihasilkan berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran diameter rata-rata berkisar antara 395,74 sampai 677,17 um , faktor perolehan kembali untuk zat aktif berkisar antara 0,93 sampai 0,95 , faktor perolehan kembali untuk proses berkisar antara 0,91 sampai 0,98, tebal dinding mikrokapsul rata-rata secara teoritis berkisar antarra 21,17 sampai 30,79 um dan jumlah asetazolamida yang ter disolusi dari mikrokapsul setelah 6,5 jam berkisar antara 23,39 sampai 38,59% dengan pelepasan asetazolamida dari mikrokapsul mengikuti model kinetik pelepasan orde I Pada pemberian mikrokapsul dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:2 dan penambahan campuran surfaktan 1% dengan HLB 10 secara oral pada tiga ekor kelinci, kadar asetazolamida dalam darah yang konstan berkisar antara 20 sampai 25 ug/ml dicapai setelah enam jam Sedangkan pada pemberian mikrokapsul dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:3 dan penambahan campuran surfaktan 0,5% dengan HLB 10 secara oral pada tiga ekor kelinci, kadar asetazolamida dalam darah yang konstan antara 20 sam-Pai 25 ug /mJ dicapai setelah 4 jam. Dari hasil evaluasi in vitro dan in vivo ternyata mikrokapsul asetazolamida merupakan sediaan yang pelepasannya diperlambat dan model kinetik pelepasan asetazolamida dari mikrokapsul mengikuti kinetik orde I.