digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah dilakukan penelitian evaluasi in vitro dan in vivo mikrokapsul asetazolamida Mikrokapsul asetazolamida dibuat dengan menggunakan metoda koaservasi pemisahan fase dengan teknik dis persi secara pelelehan dan proses pendinginan . Mikro - kapsul dibuat dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:2 dan 1:3 dengan menggunakan campuran surfaktan span 80 dan tween 80 dengan HLB 10 sebanyak 0,50 , 0,75 dan 1,00% . Evaluasi in vitro menunjukkan bahwa mikrokapsul yang dihasilkan berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran diameter rata-rata berkisar antara 395,74 sampai 677,17 um , faktor perolehan kembali untuk zat aktif berkisar antara 0,93 sampai 0,95 , faktor perolehan kembali untuk proses berkisar antara 0,91 sampai 0,98, tebal dinding mikrokapsul rata-rata secara teoritis berkisar antarra 21,17 sampai 30,79 um dan jumlah asetazolamida yang ter disolusi dari mikrokapsul setelah 6,5 jam berkisar antara 23,39 sampai 38,59% dengan pelepasan asetazolamida dari mikrokapsul mengikuti model kinetik pelepasan orde I Pada pemberian mikrokapsul dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:2 dan penambahan campuran surfaktan 1% dengan HLB 10 secara oral pada tiga ekor kelinci, kadar asetazolamida dalam darah yang konstan berkisar antara 20 sampai 25 ug/ml dicapai setelah enam jam Sedangkan pada pemberian mikrokapsul dengan perbandingan asetazolamida terhadap cera alba 1:3 dan penambahan campuran surfaktan 0,5% dengan HLB 10 secara oral pada tiga ekor kelinci, kadar asetazolamida dalam darah yang konstan antara 20 sam-Pai 25 ug /mJ dicapai setelah 4 jam. Dari hasil evaluasi in vitro dan in vivo ternyata mikrokapsul asetazolamida merupakan sediaan yang pelepasannya diperlambat dan model kinetik pelepasan asetazolamida dari mikrokapsul mengikuti kinetik orde I.