digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penyembuhan luka yang tidak optimal dapat menyebabkan komplikasi serius hingga berujung kematian. Berdasarkan beberapa penelitian, ditemukan bahan alam yang berpotensi dalam penyembuhan luka dengan ketersediaan melimpah, yaitu membran cangkang telur (MCT). Meskipun dapat mempercepat penyembuhan luka, MCT dalam bentuk padatan tidak dapat berpenetrasi dalam kulit, sehingga dibutuhkan dalam bentuk hidrolisat yang terlarut. Hidrolisis MCT (HMCT) dilakukan secara enzimatik menggunakan enzim papain yang ditambahkan natrium sulfit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas penyembuhan luka dari fraksi HMCT. HMCT difraksinasi menjadi Fraksi I (<10 kDa), Fraksi II (10-30 kDa), dan Fraksi III (>30 kDa) menggunakan membran ultrafiltrasi. Masing-masing fraksi HMCT diuji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH dan kemampuannya dalam penyembuhan luka melalui in vitro wound healing scratch assay. Aktivitas antioksidan pada Fraksi II lebih tinggi jika dibandingkan fraksi HMCT lainnya. Hasil uji viabilitas sel menunjukkan Fraksi I, Fraksi II, dan Fraksi III pada konsentrasi 500 hingga 1500 ppm tidak toksik. Perolehan persentase penutupan luka paling tinggi dalam waktu 24 jam dihasilkan dari Fraksi I pada konsentrasi 250 ppm yang menunjukkan bahwa Fraksi I memiliki kemampuan paling baik untuk menginduksi sel 3T3 bermigrasi dan berproliferasi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.