MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 
EMBARGO  2027-08-15 
Penggunaan antibiotik pada penanganan luka dapat menimbulkan reaksi alergi pada sejumlah
pasien. Adanya kebutuhan tindakan penanganan luka secara cepat mendorong alternatif
penanganan lain tanpa adanya risiko reaksi alergi dan tetap memiliki kemampuan mencegah
infeksi bakteri. Nanopartikel perak (Ag) dikenal dengan kemampuan antibakteri yang efektif
untuk menurunkan aktivitas bakteri dan secara luas telah banyak diaplikasikan pada bidang
medis. Namun, pemaparan nanopartikel perak secara terus menerus terhadap sel tubuh
diidentifikasi mengakibatkan reaksi toksik terutama pada lapisan dermis kulit. Selain perak,
magnesium oksida (MgO) juga memiliki kemampuan antibakteri meskipun dengan efektivitas
yang lebih kecil dan tidak cukup sebagai pencegah infeksi pada luka. Nanokomposit Ag/MgO
diharapkan dapat menurunkan efek toksisitas nanopartikel perak dan menaikkan kemampuan
antibakteri MgO. Hal tersebut menghasilkan kemampuan antibakteri yang bisa digunakan
pada luka secara aman tanpa risiko menghasilkan kerusakan sel di sekitar luka. Selain itu,
MgO dilaporkan juga memiliki kemampuan untuk mempercepat penutupan luka. Penelitian
ini bertujuan untuk mensintesis nanokomposit Ag/MgO secara sintesis hijau menggunakan
ekstrak daun kelapa sawit (Elaeis guineensis) yang kaya akan senyawa organik seperti
senyawa flavonoid dan fenolik yang dapat berperan dalam reduksi nanopartikel logam.
Karakter resonansi permukaan plasmon nanopartikel Ag pada serapan maksimum pada
panjang gelombang sekitar 440 nm diidentifikasi dan dianalisis menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis, sedangkan karakterisasi fasa kristal nanokomposit menggunakan
metode difraksi sinar-X serbuk (PXRD) dan didapatkan fasa Ag dan MgO yang tumpang
tindih pada 2? = 38,12°; 44,28°; dan 64,42°. Morfologi dan rasio atomik nanokomposit
dipindai menggunakan mikroskopi pemindaian elektron yang dilengkapi spektroskopi
dispersif energi (SEM-EDS) dan didapatkan hasil nanokomposit memiliki bentuk serpihan
dengan ketebalan pada rentang nano dan rasio atomik 3:5 Ag/Mg. Sifat antibakteri
nanokomposit diuji menggunakan metode difusi cakram secara in vitro pada bakteri
Staphylococcus aureus (gram positif) serta Escherichia coli (gram negatif) dengan hasil
bahwa sifat antibakteri nanokomposit Ag/MgO meningkat seiring pertambahan konsentrasi
prekursor perak pada saat sintesis. Nanokomposit Ag/MgO memiliki sifat antibakteri lebih
kuat daripada MgO dan lebih lemah daripada nanopartikel perak yang mengindikasikan
potensi toksisitas nanokomposit Ag/MgO lebih aman digunakan daripada nanopartikel perak
sebagai bahan aktif pencegah pertumbuhan bakteri pada luka.