digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
PUBLIC Latifa Noor

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
EMBARGO  2027-08-15 

MUHAMMAD ALFAJRI HIKMATULLAH
PUBLIC Latifa Noor

Penggunaan antibiotik pada penanganan luka dapat menimbulkan reaksi alergi pada sejumlah pasien. Adanya kebutuhan tindakan penanganan luka secara cepat mendorong alternatif penanganan lain tanpa adanya risiko reaksi alergi dan tetap memiliki kemampuan mencegah infeksi bakteri. Nanopartikel perak (Ag) dikenal dengan kemampuan antibakteri yang efektif untuk menurunkan aktivitas bakteri dan secara luas telah banyak diaplikasikan pada bidang medis. Namun, pemaparan nanopartikel perak secara terus menerus terhadap sel tubuh diidentifikasi mengakibatkan reaksi toksik terutama pada lapisan dermis kulit. Selain perak, magnesium oksida (MgO) juga memiliki kemampuan antibakteri meskipun dengan efektivitas yang lebih kecil dan tidak cukup sebagai pencegah infeksi pada luka. Nanokomposit Ag/MgO diharapkan dapat menurunkan efek toksisitas nanopartikel perak dan menaikkan kemampuan antibakteri MgO. Hal tersebut menghasilkan kemampuan antibakteri yang bisa digunakan pada luka secara aman tanpa risiko menghasilkan kerusakan sel di sekitar luka. Selain itu, MgO dilaporkan juga memiliki kemampuan untuk mempercepat penutupan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanokomposit Ag/MgO secara sintesis hijau menggunakan ekstrak daun kelapa sawit (Elaeis guineensis) yang kaya akan senyawa organik seperti senyawa flavonoid dan fenolik yang dapat berperan dalam reduksi nanopartikel logam. Karakter resonansi permukaan plasmon nanopartikel Ag pada serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 440 nm diidentifikasi dan dianalisis menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis, sedangkan karakterisasi fasa kristal nanokomposit menggunakan metode difraksi sinar-X serbuk (PXRD) dan didapatkan fasa Ag dan MgO yang tumpang tindih pada 2? = 38,12°; 44,28°; dan 64,42°. Morfologi dan rasio atomik nanokomposit dipindai menggunakan mikroskopi pemindaian elektron yang dilengkapi spektroskopi dispersif energi (SEM-EDS) dan didapatkan hasil nanokomposit memiliki bentuk serpihan dengan ketebalan pada rentang nano dan rasio atomik 3:5 Ag/Mg. Sifat antibakteri nanokomposit diuji menggunakan metode difusi cakram secara in vitro pada bakteri Staphylococcus aureus (gram positif) serta Escherichia coli (gram negatif) dengan hasil bahwa sifat antibakteri nanokomposit Ag/MgO meningkat seiring pertambahan konsentrasi prekursor perak pada saat sintesis. Nanokomposit Ag/MgO memiliki sifat antibakteri lebih kuat daripada MgO dan lebih lemah daripada nanopartikel perak yang mengindikasikan potensi toksisitas nanokomposit Ag/MgO lebih aman digunakan daripada nanopartikel perak sebagai bahan aktif pencegah pertumbuhan bakteri pada luka.