digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-COVER.pdf


2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB1.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB2.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB3.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB4.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB5.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-BAB6.pdf

2007 TS PP RADEN BAGUS SENO WULUNG 1-PUSTAKA.pdf

Abstrak: Industri kulit merupakan salah satu industri potensial diIndonesia. Dalam beberapa tahun ini terjadi penurunan nilai tambah dan daya saing industri kulit Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan perumusan strategi pengembangan teknologi pada sektor industri pengolahan kulit secara tepat sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri kulit diIndonesia. Dalam penelitian ini akan digunakan model logit.Model logit digunakan untuk variabel dependen yang hanya memiliki 2 nilai(binarylogit),bernilai peringkat/skala(ordinallogit)maupun pengkategorian lebih dari dua nilai(multinomiallogit).Regresi logit menggunakan asumsi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen sebagai kurva S. Pada nilai variabel independen yang sangat rendah, variabel dependen mendekati nol, sedangkan pada variabel independen yang sangat tinggi,variabel dependen mendekati 1(asimtotik). Dalam observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa perusahaan pengolahan kulit diIndonesia sebagian besar merupakan perusahaan menengah dan kecil berdasarkan besarnya investasi dan jumlah tenagakerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inovasi memberikan nilai tambah dengan faktor sumber daya manusia(SDM)perusahaan menjadi faktor penentu keberhasilan inovasi tersebut.Sementara itu dukungan perguruan tinggi dan lembaga riset untuk pengembangan teknologi masih kurang dan tidak seragam untuk semua perusahaan pengolahan kulit.Perusahaan yang memiliki kualitas SDM yang lebih baik dan memiliki unit researchand development(R&D)akan lebih merasakan peranan lembaga riset dan perguruan tinggi dalam hal daya dukung teknologi.Dalam hal transfer teknologi dalam struktur industri kulit,terjadi transfer teknologi kearah hulu yakni kearah pengadaan bahan baku.Dalam penelitian ini juga dapat diketahui bahwa industri pengolahan kulit diIndonesia masih memiliki ketergantungan teknologi impor,berupa peralatan dan bahankimia.