digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- cover.pdf


1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab1.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab2.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab3.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab4.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab5.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab6.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- bab7.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- pustaka-A.pdf

1996 TS PP P.SUBIATMONO 1- pustaka-B.pdf

Abstrak : Serangkaian percobaan dilakukan dengan maksud mengevaluasi sifat korosi baja tahan karat AISI 420, baja AISI 4140 dan baja AISI 1045 didalam larutan NaCl yang mengandung CO2 dan H2S terlarut. Pengujian korosi dilakukan didalam sebuah outoclave dibawah tekanan konstan (20 psia) pada temperatur yang berbeda . Sifat korosi dari material-material tersebut didalam larutan NaCl yang mengandung CO2 dan H2S diobservasi berturut-turut pada temperatur 25, 50, 75, 100 dan 125 C dan 50, 100 dan 150 C Gas yang terlarut diperoleh dengan menginjeksikan CO2 dan H2S atau campuran CO2 dan H2S . Pengaruh volume gas yang digunakan untuk injeksi didiskusikan. Volume gas 5, 10 dan 20 liter digunakan untuk melarutkan CO2 dan H2S dalam larutan NaCl, sedangkan 20 liter campuran gas (10 lt. H2S + 10 it. C02) digunakan untuk melarutkan campuran gas CO2 dan H2S didalam larutan uji. Secara umum korosi merata terjadi pada seluruh material yang diekspose dalam larutan NaCl yang mengandung CO2 dan H2S terlarut pada seluruh kondisi pengujian. Laju korosi baja tahan karat AISI 420 jauh lebih rendah dibandingkan material-material yang lain. Laju korosi meningkat dengan peningkatan temperatur hingga 75 C dan kemudian menurun peningkatan temperatur di atas 75 C. StepWise Cracking (SWC) teramati pada spesimen AISI 4140 dan AISI 1045 yang telah terkorosi hasil pengujian pada larutan-larutan uji yang mengandung H2S dan CO2 pada 50, 100 dan 150 C. Sedangkan SWC sepertinya tidak terjadi pada baja tahan karat AISI 420 pada pengujian korosi dalam larutan-larutan yang sama.