PENGARUH PENAMBAHAN DOPING ZR TERHADAP PERILAKU KOROSI PADUAN ODS FERITIK-MARTENSITIK FE-CR-AL-W-TI-ZR-Y?O? DI LINGKUNGAN PB PADA TEMPERATUR 600 °C
Penulis | : | Hakimul Wafda [24922302] |
Kontributor / Dosen Pembimbing | : |
|
Jenis Koleksi | : | Tesis |
Tahun Terbit | : | 2024 |
Penerbit | : | Ilmu dan Rekayasa Nuklir |
Fakultas | : | Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara |
Subjek | : | |
Kata Kunci | : | ODS, LFR, Reaktor Nuklir, Generasi IV, Korosi Pb, Zirkonium |
Sumber | : | |
Staf Input/Edit | : | Yati Rochayati |
File | : | 1 file |
Tanggal Input | : | 06 Jan 2025 |
Energi nuklir dikenal sebagai sumber energi ramah lingkungan dengan emisi yang
lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya. Salah satu inovasi terbaru dalam
teknologi nuklir adalah Lead-Cooled Fast Reactor (LFR), yang menggunakan
timbal (Pb) sebagai pendingin utama. Timbal menawarkan keunggulan seperti
konduktivitas termal yang tinggi dan stabilitas kimia pada temperatur tinggi.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah korosi pada material, yang dapat
mengurangi umur pakai dan keamanan reaktor. Untuk mengatasi tantangan ini,
material berbasis Oxide Dispersion Strengthened (ODS) steel muncul sebagai
kandidat yang menjanjikan karena memiliki ketahanan yang unggul terhadap
temperatur tinggi, korosi, dan oksidasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
pengaruh penambahan zirkonium (Zr) pada material Fe-9Cr-5Al-1W-0,3Ti-xZr0,35Y?O? terhadap morfologi, fasa, distribusi elemen, dan ketahanan korosi di
lingkungan Pb. Material disintesis menggunakan metode mechanical alloying
dengan planetary ball milling (PBM) selama 8 jam. Setelah proses milling, serbuk
di-press dan disinter pada temperatur 1200°C selama 2 jam untuk membentuk
material solid. Karakterisasi dilakukan pada sampel dalam bentuk serbuk dan solid.
SEM-EDS digunakan untuk menganalisis morfologi dan distribusi elemen,
sementara XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa yang terbentuk. Analisis
menunjukkan bahwa material serbuk memiliki morfologi yang tidak beraturan
dengan kecenderungan aglomerasi. Ukuran rata-rata partikel serbuk bervariasi
antar sampel, yaitu 8,468 µm untuk Sampel 1 (0% Zr), 8,049 µm untuk Sampel 2
(0,5% Zr), 10,103 µm untuk Sampel 3 (1% Zr), dan 9,133 µm untuk Sampel 4
(1,5% Zr). Distribusi elemen yang homogen pada material solid dikonfirmasi
melalui SEM-EDS, menunjukkan bahwa proses sintering berlangsung secara
efektif. Fasa awal yang terdeteksi meliputi alfa-ferit dan martensit, yang
berkontribusi pada kekuatan mekanik tinggi serta ketahanan terhadap korosi. Uji
korosi dilakukan dalam dua kondisi lingkungan: tertutup (kekurangan oksigen) dan
terbuka (oksigen jenuh). Pada lingkungan tertutup, Sampel 1 (0% Zr) dan Sampel
2 (0,5% Zr) tidak membentuk lapisan oksida pelindung, sehingga Pb menembus
hingga kedalaman masing-masing 5,741 µm dan 11,917 µm. Sebaliknya, pada
Sampel 3 (1% Zr) dan Sampel 4 (1,5% Zr), terbentuk lapisan oksida Fe dengan
ketebalan masing-masing 24,119 µm dan 31,806 µm, yang efektif mencegah
penetrasi Pb. Pada Sampel 4, ditemukan tambahan lapisan spinel Fe-Cr dengan ketebalan 9,133 µm yang berfungsi sebagai lapisan protektif tambahan. Pada
lingkungan oksigen jenuh, pengaruh Zr semakin terlihat signifikan. Sampel dengan
kandungan Zr rendah (0% dan 0,5%) menunjukkan lapisan oksida yang lebih tipis.
Sebaliknya, sampel dengan kandungan Zr lebih tinggi (1% dan 1,5%) menghasilkan
lapisan oksida yang lebih tebal. Sampel 3 (1% Zr) menunjukkan ketebalan oksida
yang optimal dengan diffusion zone yang luas sebesar 46,368 µm. Namun, pada
Sampel 4 (1,5% Zr), meskipun lapisan oksida lebih tebal, diffusion zone lebih
sempit (26,373 µm) akibat saturasi Zr, yang menghambat mekanisme difusi.
Saturasi ini juga menyebabkan segregasi Zr pada batas butir, sehingga membatasi
migrasi elemen Fe dan Cr menuju permukaan material. Secara keseluruhan,
penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan Zr secara signifikan memengaruhi
mikrostruktur dan ketahanan korosi material ODS. Konsentrasi Zr sebesar 1%
menghasilkan kondisi optimal dengan lapisan spinel Fe-Cr yang stabil, diffusion
zone luas, dan ketahanan terbaik terhadap penetrasi Pb. Pada konsentrasi Zr sebesar
1,5%, ditemukan penurunan ketebalan lapisan oksida Fe dan diffusion zone, yang
berpotensi memengaruhi ketahanan material dalam jangka panjang, seperti yang
terlihat dari penetrasi hingga kedalaman 37,230 µm. Penelitian ini diharapkan
memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang pengaruh Zr terhadap
ketahanan korosi material ODS di lingkungan Pb, serta menjadi dasar bagi
pengembangan material tahan korosi untuk aplikasi pada reaktor nuklir generasi
IV, khususnya Lead-Cooled Fast Reactor (LFR).