digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DADANG RAMDHAN
PUBLIC Open In Flip Book Latifa Noor

Baja karbon merupakan material yang memiliki manfaat masif pada banyak lini kehidupan, terutama pada industri automotif, minyak, dan gas. Setidaknya150 juta ton baja karbon per tahun hancur di banyak negara dikarenakan peristiwa korosi. Bahkan, Indonesia mengalami kerugian senilai 5 triliun rupiah setiap tahun akibat korosi. Hal tersebut menunjukkan bahwa korosi menghasilkan dampak yang merugikan secara ekonomi bagi suatu negara. Oleh karena itu, penelitian mengenai inhibisi korosi yang berkelanjutan harus secara konsisten dilakukan untuk menjawab masalah yang ditimbulkan oleh proses korosi. Banyak metode inhibisi korosi yang dikembangkan guna mengatasi kehancuran logam akibat korosi, tetapi penambahan inhibitor menjadi metode yang disukai untuk diimplementasikan di sektor industri. Hal tersebut disebabkan karena metode penambahan inhibitor korosi dinilai sebagai metode yang efektif, efisien, murah, dan ramah lingkungan dalam menghambat korosi. Pada penelitian ini membahas mengenai aktivitas inhibisi dari cairan ion turunan imidazol [DMIm]Br, [DdMIm]Br, dan [DVIm]Br. Cairan ion tersebut diharapkan dapat memberikan efek inhibisi korosi pada logam dalam suasana korosif. Hal tersebut dikarenakan adanya kekhasan struktur dari cairan ion, seperti keberadaan heteroatom N dan ikatan pi yang dapat mendukung proses adsorpsi. Lebih dari itu, penelitian kajian inhibisi korosi sebelumnya menunjukkan besarnya potensi pengembangan inhibitor dari senyawa turunan imidazol yang dapat secara aktif memberikan efek inhibisi korosi. Oleh karena itu, cairan ion [DMIm]Br, [DdMIm]Br, dan [DVIm]Br dapat menjadi kandidat inhibitor korosi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah penentuan konsentrasi optimum cairan ion dalam menginhibisi korosi, mengetahui efek peningkatan suhu terhadap efisiensi inhibisi, dan melakukan kajian aspek termodinamika-kinetika mengenai proses adsorpsi dan inhibisi korosi. Di sisi lain, cairan ion yang menjadi bahan kajian pada penelitian ini merupakan senyawa hasil sintesis dengan menggunakan metode Microvave Assisted Organic Synthesis (MAOS). Kemudian cairan ion hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), uji titik leleh, pengukuran Fourier Transform Infra Red (FTIR), dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Adapun uji inhibisi korosi guna memperoleh data efisiensi inhibisi dan laju korosi memanfaatkan uji bobot hilang/Weight Loss, Electrochemical Impedance Spectrocopy (EIS), dan Potentiodynamic Polarization (PDP). Selain itu, pencitraan Scanning Electron Microscope (SEM) dan uji sudut kontak dilakukan untuk studi permukaan lebih lanjut pada permukaan baja karbon. Proses adsorpsi cairan ion diidentifikasi menggunakan model isoterm Langmuir sesuai dengan data dari uji EIS. Di sisi lain, kajian aspek termodinamika-kinetika dilakukan menggunakan data dari metode uji yang maenghasilkan nilai efisiensi inhibisi paling tinggi yakni uji bobot hilang. Melalui penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa cairan ion memiliki kemampuan inhibisi korosi optimum pada konsentrasi 100 ppm ([DMIm]Br dan [DdMIm]Br) dan 120 ppm ([DVIm]Br). Kemudian, kecendurungan dari efisiensi inhibisi yang diberikan cairan ion berbanding lurus dengan kenaikan suhu. Adapun efisiensi optimum inhibisi [DMIm]Br, [DdMIm]Br, dan [DVIm]Br secara berturut-turut yakni 92,96%, 94,93%, dan 94,88%. Di sisi lain, aspek termodinamika adsorpsi menunjukkan bahwa cairan ion dapat mengadsorpsi permukaan baja logam secara chemisorption dikarenakan ?Gads berada diantara –40 kJ/mol dan –20 kJ/mol. Lebih dari itu, penambahan cairan ion mampu meningkatkan nilai energi aktivasi (Ea) proses korosi, meningkatkan nilai ?H korosi, membuat nilai ?S korosi semakin negatif, dan membuat nilai ?G korosi semakin positif yang membuat proses korosi menjadi terhambat.