digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Energi berperan besar terhadap pembangunan nasional Indonesia. Bagi sektor perekonomian Indonesia, energi berperan ganda sebagai penghasil devisa negara serta sebagai pendorong kegiatan industrialisasi. Energi primer di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan minyak bumi. Dengan jumlah ketersediaan minyak bumi yang semakin berkurang, maka batubara diharapkan dapat menjadi komoditas utama yang menggantikan peran minyak bumi dalam pemenuhan energi nasional. Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan jumlah keterdapatan yang cukup tinggi, maka batubara dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Batubara harus dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan ekonomis agar dapat mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang dengan nilai PDB per kapita sebesar US$3.592 (World Bank, 2012). Dalam dokumen MP3EI disebutkan bahwa sekitar 14 – 18 tahun ke depan Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara maju. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat mengejar kesetaraan ekonomi dengan negara maju yang berada di wilayah Asia Pasifik yaitu Australia, Singapura, Jepang, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Taiwan. Berdasarkan tingkat PDB per kapita nominal pada periode 2001 – 2012 didapatkan rata-rata pertumbuhan PDB per kapita Indonesia sebesar 15,5%, Taiwan sebesar 6,5%, dan Korea Selatan sebesar 4%. Dengan kondisi ekonomi tersebut, Indonesia dapat mencapai konvergensi dengan Taiwan pada tahun 2028 dan dengan Korea Selatan pada tahun 2035. Kedua negara tersebut merupakan tolok ukur ekonomi negara maju di kawasan Asia Pasifik dengan nilai PDB per kapita yang masih dapat didekati oleh Indonesia. Dilakukan peramalan jumlah konsumsi total energi dan konsumsi batubara Indonesia dengan menggunakan model ekonometrik dengan metode OLS yang dibentuk dengan menggunakan data historis kondisi ekonomi dan energi Indonesia pada periode 2001 – 2011. Model konsumsi energi Indonesia merupakan variabel terikat yang dibentuk ii oleh beberapa variabel bebas yaitu Produk Domestik Bruto Indonesia, harga jual listrik industri, dan konsumsi energi pada tahun sebelumnya. Dari hasil pemodelan kemudian didapatkan model persamaan konsumsi energi Indonesia adalah Ed = 0,483 PDB - 0,011 Pe - 0,128 Lag Ed + 49,92. Sedangkan, model konsumsi batubara Indonesia merupakan variabel terikat yang dibentuk oleh beberapa variabel bebas yaitu Produk Domestik Bruto Indonesia, harga jual batubara, harga jual minyak bumi, harga jual gas, dan konsumsi energi pada tahun sebelumnya. Model persamaan konsumsi batubara Indonesia yang dibentuk dari model tersebut adalah Cd = 0,1153 PDB + 0,3282 Pc + 0,5375 Po – 1,9909 Pg – 0,2287 Lag Cd + 1,2865. Dari hasil perhitungan dengan persamaan yang telah dibentuk, didapatkan nilai ratarata pertumbuhan konsumsi energi Indonesia hingga tahun 2025 adalah sebesar 4,7% dan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi batubara Indonesia sebesar 5,4%. Jumlah total energi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk mencapai kesetaraan ekonomi dengan Taiwan pada periode 2012 – 2028 adalah sebesar 4.049 Mtoe dengan jumlah batubara sebesar 2.577 juta ton atau sebanding dengan 1.391 Mtoe. Konsumsi total energi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk mencapai kesetaraan ekonomi dengan Korea Selatan pada periode 2012 – 2035 adalah sebesar 6.953 Mtoe dengan jumlah batubara sebesar 4.421 juta ton atau sebanding dengan 2.387 Mtoe. Cadangan batubara Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 28,9 miliar ton. Dengan hasil peramalan energi seperti pada perhitungan dapat diketahui bahwa dengan asumsi tanpa adanya penambahan cadangan baru dengan nilai konsumsi dalam negeri sebesar 30% dari total produksi, batubara dapat dimanfaatkan untuk konsumsi energi domestik hingga tahun 2046. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa batubara masih dapat digunakan sebagai sumber energi utama untuk mendukung tingkat perekonomian Indonesia agar dapat setara dengan negara-negara maju di kawasan Asia Pasifik.