Energi berperan besar terhadap pembangunan nasional Indonesia. Bagi sektor
perekonomian Indonesia, energi berperan ganda sebagai penghasil devisa negara serta
sebagai pendorong kegiatan industrialisasi. Energi primer di Indonesia masih
didominasi oleh penggunaan minyak bumi. Dengan jumlah ketersediaan minyak
bumi yang semakin berkurang, maka batubara diharapkan dapat menjadi komoditas
utama yang menggantikan peran minyak bumi dalam pemenuhan energi nasional.
Batubara merupakan salah satu sumber energi primer yang diharapkan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan jumlah keterdapatan yang cukup
tinggi, maka batubara dirasa mampu untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
Batubara harus dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan ekonomis agar dapat
mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saat ini Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berkembang dengan nilai PDB
per kapita sebesar US$3.592 (World Bank, 2012). Dalam dokumen MP3EI
disebutkan bahwa sekitar 14 – 18 tahun ke depan Indonesia dapat dikategorikan
sebagai negara maju. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan dapat mengejar
kesetaraan ekonomi dengan negara maju yang berada di wilayah Asia Pasifik yaitu
Australia, Singapura, Jepang, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Korea Selatan, dan
Taiwan. Berdasarkan tingkat PDB per kapita nominal pada periode 2001 – 2012
didapatkan rata-rata pertumbuhan PDB per kapita Indonesia sebesar 15,5%, Taiwan
sebesar 6,5%, dan Korea Selatan sebesar 4%. Dengan kondisi ekonomi tersebut,
Indonesia dapat mencapai konvergensi dengan Taiwan pada tahun 2028 dan dengan
Korea Selatan pada tahun 2035. Kedua negara tersebut merupakan tolok ukur
ekonomi negara maju di kawasan Asia Pasifik dengan nilai PDB per kapita yang
masih dapat didekati oleh Indonesia.
Dilakukan peramalan jumlah konsumsi total energi dan konsumsi batubara Indonesia
dengan menggunakan model ekonometrik dengan metode OLS yang dibentuk dengan
menggunakan data historis kondisi ekonomi dan energi Indonesia pada periode 2001
– 2011. Model konsumsi energi Indonesia merupakan variabel terikat yang dibentuk
ii
oleh beberapa variabel bebas yaitu Produk Domestik Bruto Indonesia, harga jual
listrik industri, dan konsumsi energi pada tahun sebelumnya. Dari hasil pemodelan
kemudian didapatkan model persamaan konsumsi energi Indonesia adalah
Ed = 0,483 PDB - 0,011 Pe - 0,128 Lag Ed + 49,92. Sedangkan, model konsumsi
batubara Indonesia merupakan variabel terikat yang dibentuk oleh beberapa variabel
bebas yaitu Produk Domestik Bruto Indonesia, harga jual batubara, harga jual minyak
bumi, harga jual gas, dan konsumsi energi pada tahun sebelumnya. Model persamaan
konsumsi batubara Indonesia yang dibentuk dari model tersebut adalah
Cd = 0,1153 PDB + 0,3282 Pc + 0,5375 Po – 1,9909 Pg – 0,2287 Lag Cd + 1,2865.
Dari hasil perhitungan dengan persamaan yang telah dibentuk, didapatkan nilai ratarata
pertumbuhan konsumsi energi Indonesia hingga tahun 2025 adalah sebesar 4,7%
dan nilai rata-rata pertumbuhan konsumsi batubara Indonesia sebesar 5,4%.
Jumlah total energi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk mencapai kesetaraan
ekonomi dengan Taiwan pada periode 2012 – 2028 adalah sebesar 4.049 Mtoe
dengan jumlah batubara sebesar 2.577 juta ton atau sebanding dengan 1.391 Mtoe.
Konsumsi total energi yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk mencapai kesetaraan
ekonomi dengan Korea Selatan pada periode 2012 – 2035 adalah sebesar 6.953 Mtoe
dengan jumlah batubara sebesar 4.421 juta ton atau sebanding dengan 2.387 Mtoe.
Cadangan batubara Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar 28,9 miliar ton.
Dengan hasil peramalan energi seperti pada perhitungan dapat diketahui bahwa
dengan asumsi tanpa adanya penambahan cadangan baru dengan nilai konsumsi
dalam negeri sebesar 30% dari total produksi, batubara dapat dimanfaatkan untuk
konsumsi energi domestik hingga tahun 2046. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa batubara masih dapat digunakan sebagai sumber energi utama untuk
mendukung tingkat perekonomian Indonesia agar dapat setara dengan negara-negara
maju di kawasan Asia Pasifik.