







Telah dilakukan pengambilan data gelombang otak pada 35 siswa SMAN 2
Cikarang Selatan ketika proses pengerjaan ujian fisika pada rentang Agustus hingga
September 2024. Penelitian ini dilakukan untuk mengolah gelombang otak yang
dialami oleh siswa pada tiga menit sebelum ujian, 40 menit proses ujian, dan tiga
menit setelah ujian terkait pengelolaan stres yang dapat mempengaruhi aktivitas
otak dengan ciri perubahan amplitudo dan pergeseran frekuensi dengan
menggunakan alat EEG tipe konsumer yaitu Muse 2.0. Pita frekuensi beta (13-
30Hz) untuk lobus frontal memberikan informasi terkait proses berpikir,
pemfokusan pada tugas, menyelesaikan masalah. Peningkatan pita frekuensi theta
(4-7Hz) dikaitkan dengan peningkatan permintaan sumber daya kognitif,
peningkatan kesulitan tugas, dan peningkatan memori. Frekuensi alpha (7-13Hz)
menunjukkan sensitivitas terhadap beban kerja mental, kelelahan kognitif. Selain
secara objektif dengan EEG, pengukuran beban kognitif siswa juga dilakukan
secara subjektif dengan metode NASA-TLX yang hasilnya dapat dihitung secara
kuantitatif. Kenaikan rasio daya beta/alpha pada lobus frontal berhubungan dengan
peningkatan beban kognitif. Pengolahan selisih rasio daya beta/alpha pada kondisi
sebelum dan sesudah ujian membagi subjek menjadi lima kategori yaitu positif 2,
positif 1, netral, negatif 1, dan negatif 2. Hasil analisis menunjukkan kondisi beban
kognitif yang meningkat dengan batas tertentu pada subjek selama proses ujian
memberikan hasil nilai ujian yang lebih rendah dibandingkan kondisi beban
kognitif yang netral. Peningkatan nilai gelombang beta selama proses ujian
memberikan informasi terkait kondisi individu yang berupaya untuk berinteraksi
dengan tugas kognitif secara maksimal. Selisih rasio daya beta/alpha terkorelasi
positif dengan peningkatan mental demand yang dirasakan oleh subjek yang
mengindikasikan bahwa subjek mengalami beban kognitif yang berlebih selama
ujian. Semakin tinggi rasio daya theta/beta, umumnya menunjukkan semakin
sulitnya seseorang untuk tetap fokus pada materi tersebut dan melakukan tugas
secara bertahap. Korelasi positif terjadi pada hubungan antara indikator frustration
pada NASA-TLX dengan selisih rasio daya theta/beta.