Seiring dengan berkembangnya standar perencanaan jembatan, evaluasi terhadap
struktur yang telah dibangun berdasarkan regulasi terdahulu menjadi semakin
penting untuk memastikan keamanan serta kelaikan fungsionalnya. Salah satu
struktur yang menghadapi tantangan ini adalah Jembatan Km 4 Ruas Tol Surabaya-
Gempol, yang dibangun pada periode 1980-1984 dan mulai beroperasi penuh sejak
Tahun 1986. Setelah lebih dari tiga dekade beroperasi, jembatan ini mengalami
berbagai kerusakan pada elemen struktur atas maupun bawah. Oleh karena itu,
diperlukan evaluasi untuk menentukan apakah seluruh elemen struktur jembatan
masih memenuhi persyaratan kekuatan, batas layan, dan kondisi ekstrem sesuai
dengan standar yang berlaku saat ini.
Jembatan ini terdiri atas tiga segmen berdasarkan sistem strukturnya, yaitu Segmen
Jembatan Tengah berupa jembatan gelagar beton prategang serta Segmen Jembatan
Utara dan Selatan berupa jembatan gelagar beton bertulang menerus. Pomedalan
numerik jembatan dilakukan menggunakan perangkat lunak Midas Civil 2023
Academic Version dengan data properti penampang dan material merujuk pada
dokumen as built drawing. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan respons
struktur terhadap dua kategori pembebanan. Pertama, pembebanan berdasarkan
Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPJJR:1987) dengan pengaruh
gempa mengacu pada Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan
Jalan Raya (SNI 03-2833-1992), untuk merepresentasikan kapasitas struktur
jembatan terhadap beban luar berdasarkan regulasi pembebanan yang berlaku pada
saat jembatan dibangun. Kedua, pembebanan berdasarkan Pembebanan untuk
Jembatan (SNI 1725:2016) dengan pengaruh gempa mengacu pada Perencanaan
Jembatan terhadap Beban Gempa (SNI 2833:2016), untuk mengevaluasi kapasitas
struktur jembatan terhadap beban luar berdasarkan standar peraturan yang berlaku
saat ini.
Dari hasil analisis statik linear dan dinamik metode spektra multimoda dengan
kombinasi pembebanan berdasarkan PPJJR:1987 dan SNI 03-2833-1992, bahwa
nilai demand/capacity (D/C) ratio yang terjadi, baik momen lentur, geser, dan torsi
pada struktur atas, maupun interaksi gaya aksial-momen lentur serta geser pada
struktur pilar, semuanya lebih kecil dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa elemen
struktur jembatan telah didesain secara optimal berdasarkan standar yang berlaku pada masanya. Namun, dari hasil analisis struktur dengan menggunakan kombinasi
pembebanan terkini, yaitu SNI 1725:2016 dan SNI 2833:2016, teridentifikasi
adanya kegagalan struktur yang terjadi, yang ditunjukkan dari nilai D/C lebih besar
dari satu, antara lain:
? Kegagalan lentur pada elemen gelagar posisi lapangan Segmen Jembatan Utara
dan Selatan;
? Kegagalan geser pada elemen gelagar posisi tumpuan Segmen Jembatan Utara;
? Kegagalan interaksi gaya aksial-momen lentur pada elemen Pilar PA dan PD
Segmen Jembatan Tengah, elemen pilar Segmen Jembatan Utara, serta elemen
pilar Segmen Jembatan Selatan;
? Kegagalan geser pada elemen pilar Segmen Jembatan Utara dan Selatan.
Dari hasil Nonlinear Static Pushover Analysis (NSPA) berdasarkan Improvement
of Nonlinear Static Seismic Analysis Procedures (FEMA 440), dengan mengacu
pada kriteria penerimaan nilai persentase drift sesuai ketentuan dalam dokumen
Performance-Based Seismic Bridge Design (NCHRP SYNTHESIS 440), bahwa
tingkat kinerja seismik masing-masing segmen jembatan adalah Fully Operational
untuk Jembatan Tengah dan Operational-Life Safety untuk Jembatan Utara dan
Jembatan Selatan.
Perkuatan kapasitas lentur dan geser pada elemen gelagar yang mengalami
kegagalan, direkomendasikan menggunakan material Carbon Fiber Reinforced
Polymer (CFRP). Untuk perkuatan lentur, CFRP dipasang pada penampang bawah
gelagar Segmen Jembatan Utara dan Selatan dengan skema pemasangan tiga
lapisan selebar 900 mm dan sepanjang bentang longitudinal gelagar. Dari hasil
perhitungan teoritis, skema ini dapat mereduksi D/C momen lentur yang terjadi
sebesar 42% (dari nilai D/C awal 1,09 turun menjadi 0,64 setelah perkuatan).
Kemudian, untuk perkuatan geser, skema pemasangan CFRP discrete strips
sebanyak dua lapisan dengan lebar stirrups 100 mm dan spasi antar stirrups 100
mm pada elemen gelagar Segmen Jembatan Utara, dapat mereduksi D/C gaya geser
yang terjadi sebesar 7% (dari nilai D/C awal 1,02 turun menjadi 0,95 setelah
perkuatan).
Perkuatan kapasitas aksial-lentur dan geser pada elemen pilar yang mengalami
kegagalan, direkomendasikan menggunakan metode concrete jacketing. Hasil
analisis menunjukkan bahwa metode ini dapat mereduksi D/C interaksi gaya aksialmomen
lentur yang terjadi sebesar 52% pada Pilar PA dan PD Segmen Jembatan
Tengah, 31% pada pilar Segmen Jembatan Utara, dan 46% pada pilar Segmen
Jembatan Selatan.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya penerapan
evaluasi struktural berbasis regulasi terbaru serta implementasi strategi retrofit yang
efektif. Dengan langkah mitigasi yang tepat, jembatan yang telah beroperasi selama
beberapa dekade tetap dapat berfungsi secara aman dan andal dalam menghadapi
tantangan beban lalu lintas serta risiko kegempaan di masa mendatang.