Studi telah menunjukkan bahwa kualitas air tanah di daerah Jakarta Metropolitan berada
pada keadaan kritis, sedangkan masih banyak masyarakat menggunakan air tanah dari
sumber mandiri untuk berbagai kebutuhan. Keadaan ini membuat Masyarakat lebih
lebih rentan terpapar terhadap berbagai resiko penyakit. Penelitian ini mengkaji air tanah
pada akuifer tidak tertekan di Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta bagian selatan dari
tahun 2019 hingga 2023 menggunakan metode statistik eksploratif dan multivariat
statistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kembali kualitas air tanah dan
bagaimana tingkat bahayanya terhadap kesehatan manusia, serta mengidentifikasi faktor
hidrologi yang mengendalikan kualitas air tanah. Evaluasi pada kualitas air tanah
menunjukkan bahwa hampir seluruh air tanah di daerah penelitian tidak memenuhi
standar baku mutu kualitas air tanah berdasarkan regulasi yang berlaku. Beberapa
sampel air tanah beresiko menimbulkan berbagai bahaya penyakit untuk kelompok
anak-anak, dewasa, bayi, maupun janin yang masih dalam kandungan. 20 lokasi air
tanah teridentifikasi secara konsisten berada dibawah standar baku mutu pada rentang
tahun yang diteliti. Hasil analisis faktor air tanah menunjukkan bahwa faktor utama yang
mengendalikan air tanah adalah faktor hidrogeokimia berupa interaksi air-batuan, tukar
kation, dan pencampuran air tanah dengan brackish water. Faktor sekunder yang
teridentifikasi adalah pencemaran antropogenik yang berasal dari masalah sanitasi
buangan limbah domestik. Faktor minor yang terindentifikasi adalah proses yang
berkaitan dengan pengkayaan zat besi terlarut dalam air tanah.