digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flip Book Dewi Supryati Ringkasan

Penggunaan teknologi dalam proses rekrutmen dan seleksi berkembang seiring dengan persaingan organisasi untuk mengidentifikasi, memilih, dan mempertahankan talenta terbaik. Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses rekrutmen dan seleksi, yang menawarkan berbagai keuntungan dari perspektif organisasi, juga semakin berkembang dan semakin banyak digunakan oleh organisasi. Namun, persepsi teknologi AI dari sudut pandang pelamar kerja belum banyak dibahas dalam literatur, sedangkan penerimaan teknologi AI oleh pelamar kerja diidentifikasi sebagai salah satu isu utama yang dapat mempengaruhi berbagai sikap dan perilaku kerja pasca-proses rekrutmen dan seleksi. Penelitian ini berfokus pada penerimaan teknologi AI oleh pelamar kerja menggunakan model- model teoritis penerimaan teknologi untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi intensi pelamar kerja menggunakan teknologi AI. Data diperoleh dari 166 responden di Jabodetabek dan Bandung yang belum pernah mengikuti proses rekrutmen dan seleksi yang menggunakan teknologi AI melalui kuesioner yang berisi 29 indikator, yang digunakan untuk mengukur tujuh variabel penelitian. Metode statistika PLS-SEM digunakan dalam pengolahan data menggunakan perangkat lunak SmartPLS. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan kepercayaan memiliki dampak positif terhadap intensi menggunakan AI, dengan sikap berperan sebagai mediator. Persepsi manfaat dan persepsi kemudahan memiliki dampak positif secara langsung terhadap intensi menggunakan AI. Selain itu, sikap dan pengaruh sosial juga berpengaruh positif pada intensi menggunakan AI. Sementara itu, persepsi pengetahuan tidak memiliki pengaruh positif pada intensi menggunakan AI dalam proses rekrutmen dan seleksi oleh pelamar kerja. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan pengembang teknologi AI dalam proses rekrutmen dan seleksi perlu memperhatikan manfaat, kemudahan dan kekhawatiran yang akan dirasakan pelamar kerja serta mempromosikan penggunaan teknologi AI di proses rekrutmen dan seleksi.