digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang pesat di Kota Sukabumi meningkatkan kebutuhan mobilitas masyarakat, sementara transportasi massal menjadi solusi penting untuk mengatasi kemacetan dan efisiensi perjalanan. Saat ini, perjalanan Sukabumi – Bandung masih didominasi oleh moda berbasis jalan, namun reaktivasi jalur kereta api Cipatat – Padalarang berpotensi mengubah preferensi moda transportasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengguna bus dan travel di rute Sukabumi – Bandung untuk beralih ke kereta api setelah reaktivasi jalur Cianjur – Padalarang. Metode yang digunakan adalah Multinomial Logit (MNL) untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan moda transportasi serta probabilitas peralihan dari bus dan travel ke kereta api sebagai alternatif perjalanan antarkota. Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode non-probability sampling dengan kombinasi pendekatan Revealed Preference (RP) dan Stated Preference (SP). Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas pengguna bus dan travel rute Sukabumi – Bandung adalah kelompok usia produktif, didominasi perempuan, memiliki tingkat pendidikan SMA dan D4/S1, serta berasal dari kelompok pendapatan menengah. Analisis MNL menunjukkan bahwa faktor biaya, waktu tempuh, frekuensi layanan, serta karakteristik sosio – ekonomi dan karakteristik perjalanan secara signifikan mempengaruhi pemilihan moda transportasi. Setelah reaktivasi jalur kereta api Cipatat – Padalarang, preferensi pengguna menunjukkan kecenderungan beralih ke moda kereta api, dengan pangsa pasar 44,6%, lebih tinggi dibandingkan bus (32,4%) dan travel (23,0%). Uji elastisitas mengindikasikan bahwa peningkatan biaya atau waktu tempuh pada moda bus dan travel akan meningkatkan probabilitas perpindahan pengguna ke moda kereta api.