








Pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang pesat di Kota Sukabumi meningkatkan
kebutuhan mobilitas masyarakat, sementara transportasi massal menjadi solusi
penting untuk mengatasi kemacetan dan efisiensi perjalanan. Saat ini, perjalanan
Sukabumi – Bandung masih didominasi oleh moda berbasis jalan, namun reaktivasi
jalur kereta api Cipatat – Padalarang berpotensi mengubah preferensi moda
transportasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi
pengguna bus dan travel di rute Sukabumi – Bandung untuk beralih ke kereta api
setelah reaktivasi jalur Cianjur – Padalarang. Metode yang digunakan adalah
Multinomial Logit (MNL) untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi
pilihan moda transportasi serta probabilitas peralihan dari bus dan travel ke kereta
api sebagai alternatif perjalanan antarkota. Pengambilan sampel penelitian
menggunakan metode non-probability sampling dengan kombinasi pendekatan
Revealed Preference (RP) dan Stated Preference (SP). Penelitian ini menemukan
bahwa mayoritas pengguna bus dan travel rute Sukabumi – Bandung adalah
kelompok usia produktif, didominasi perempuan, memiliki tingkat pendidikan
SMA dan D4/S1, serta berasal dari kelompok pendapatan menengah. Analisis MNL
menunjukkan bahwa faktor biaya, waktu tempuh, frekuensi layanan, serta
karakteristik sosio – ekonomi dan karakteristik perjalanan secara signifikan
mempengaruhi pemilihan moda transportasi. Setelah reaktivasi jalur kereta api
Cipatat – Padalarang, preferensi pengguna menunjukkan kecenderungan beralih ke
moda kereta api, dengan pangsa pasar 44,6%, lebih tinggi dibandingkan bus
(32,4%) dan travel (23,0%). Uji elastisitas mengindikasikan bahwa peningkatan
biaya atau waktu tempuh pada moda bus dan travel akan meningkatkan probabilitas
perpindahan pengguna ke moda kereta api.