Nitrogen oksida (NOX) adalah gas berbahaya dan beracun yang dihasilkan selama
proses pembakaran. Berbagai teknologi pengurangan NOX telah dikembangkan
untuk mengatasi hal ini, termasuk mengubah NOX menjadi amonia (NH3). Proses
fotokatalitik untuk mengubah NOX menjadi NH3 memanfaatkan energi cahaya
untuk mengaktifkan fotokatalis, sehingga memungkinkan reaksi nitrogen oksida
menghasilkan amonia dan air. Proses ini biasanya berlangsung di bawah sinar UV,
memanfaatkan fotokatalis seperti grafit karbon nitrida (g-C3N4). Namun, g-C3N4
murni memiliki keterbatasan karena pemisahan pembawa muatan yang buruk dan
penyerapan yang terbatas pada rentang cahaya tampak. Untuk mengatasi tantangan
ini, doping g-C3N4 dengan elemen lain, seperti zirkonium (Zr), merupakan strategi
yang efektif untuk meningkatkan kinerja fotokatalitiknya. Mengoptimalkan kondisi
reaksi, termasuk konsentrasi NOx, sangat penting untuk mencapai efisiensi
konversi yang tinggi.
Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-X (XRD)
dan spektroskopi UV-Vis reflektansi difus (UV-Vis DRS). Aktivitas reduksi NOx
fotokatalitik diuji dalam reaktor yang dilengkapi dengan lampu xenon 300 W
sebagai sumber cahaya, dan produk yang dihasilkan dianalisis dengan
menggunakan metode biru indofenol melalui spektrofotometri.
Hasil uji aktivitas fotokatalitik menunjukkan bahwa 1Zr-C-400 mencapai produksi
amonia tertinggi sebesar 119,141 ?g/L·h·gkatalis, diikuti oleh 0.5Zr-C-400 dengan
107,376 ?g/L·h·gkatalis setelah dua jam penyinaran menggunakan lampu xenon 300
W. Peningkatan efisiensi fotokatalitik ini disebabkan oleh peningkatan jumlah situs
aktif, penurunan energi celah pita (band gap), dan penghambatan rekombinasi
elektron-hole, yang semuanya berperan penting dalam meningkatkan produksi
amonia. Temuan ini menunjukkan bahwa memodifikasi fotokatalis g-C3N4 dengan
ko-katalis zirkonium dapat secara signifikan meningkatkan kinerja fotokatalitik,
sehingga menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk aplikasi konversi
energi.