digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perubahan status Provinsi Aceh dari otonomi khusus menjadi non-otonomi khusus pada 2027 membawa implikasi besar terhadap keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan Aceh, dinamika Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), serta prospek sektor pertambangan mineral dan batubara pasca-otonomi khusus.Dengan metode Auto-Regressive Distributed Lag (ARDL) dan Error Correction Model (ECM), hasil penelitian menunjukkan: (1) sektor pertanian (1.269048), pertambangan (1.586756), dan konstruksi (2.034662) menjadi penggerak utama ekonomi Aceh, namun sektor pertambangan memiliki korelasi negatif terhadap PAD (-1.950899), (2) sektor pertambangan belum memberikan kontribusi optimal terhadap PDRB dengan keterkaitan antar-sektor yang lemah (R² 0.5). (3) kemandirian keuangan daerah masih rendah (11-45%) dengan ketergantungan tinggi terhadap transfer pemerintah pusat (86-99%). Kesimpulan penelitian menekankan pentingnya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), reformasi kebijakan perimbangan keuangan, dan strategi investasi yang tepat agar Aceh dapat beradaptasi dengan transisi status otonomi dan memastikan stabilitas ekonomi di masa depan.