digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Muhammad Fatanillah Alfitra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kota Bandung menghadapi tantangan besar dalam memenuhi standar minimal proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari total luas wilayah, sebagaimana diamanatkan dalam Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2022. Saat ini, proporsi RTH Kota Bandung hanya mencapai 12,47%, yang dapat berdampak negatif pada kondisi lingkungan, seperti peningkatan suhu udara, penurunan kualitas udara, dan risiko banjir. Kecamatan Gedebage, yang menjadi kawasan prioritas pengembangan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2022–2042, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan terpadu dengan fasilitas sosial dan ekologis berskala kota. Namun, kawasan ini masih kekurangan RTH publik yang dapat menunjang aktivitas sosial masyarakat serta menghadapi permasalahan banjir akibat posisinya sebagai dataran terendah di Cekungan Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk merancang kawasan RTH publik berupa taman kota dan hutan kota di Gedebage dengan mempertimbangkan prinsip perancangan normatif. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data primer (observasi dan wawancara), serta data sekunder (dokumen perencanaan, jurnal, dan literatur terkait). Analisis dilakukan melalui deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, analisis tapak internal dan eksternal, perancangan fragmental dan pembagian berdasarkan aspek (division by aspect). Rancangan didasarkan pada prinsip perancangan normatif, identifikasi potensi dan persoalan kawasan, serta gagasan desain yang mempertimbangkan kriteria ruang publik, yaitu keberlanjutan, interaksi sosial, edukatif, estetika, dan konektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan RTH publik Gedebage mengalokasikan 80% kawasan untuk elemen ekologis, seperti lahan hijau dengan vegetasi beragam, embung, dan area resapan air untuk pengendalian banjir. Sisanya, 20% kawasan dirancang untuk sirkulasi dan fasilitas sosial seperti lapangan olahraga, taman bermain, ampiteater, plaza, dan tempat jajanan (foodcourt). Konsep keberlanjutan diterapkan melalui penggunaan material ramah lingkungan, bangunan dengan vertikal garden, dan desain tutupan berpori untuk meningkatkan daya serap air. Selain itu, kawasan ini dirancang untuk mendukung berbagai aktivitas sosial, mulai dari olahraga, rekreasi, hingga edukasi, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Bandung.